Medan, 12/9 (Antara) - Jamaah haji asal Medan, M Syarwan Nasution, mengatakan, musibah jatuhnya alat berat crane di Masjidil Haramn 11 September 2015 yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka tidak mempengaruhi ibadah di Tanah Haram itu.

"Kejadian musibah jatuhnya crane, tidak memberi dampak pada ibadah jamaah. Kecelakaan itu bisa terjadi dimanapun sehingga jamaah tetap fokus beribadah," katanya melalui BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima di Medan, Sabtu sore..

Syarwan yang berprofesi dokter gigi dan merupakan jamaah kelompok terbang (kloter) 3 Medan itu menyebutkan, awal musibah terjadi setelah ada badai pasir yang sangat kencang disusul hujan lebat di Mekkah.

Akibat cuaca itu membuat crane jatuh dan menimpa Masjidil Haram dan menimbulkan korban jiwa dan lula-luka.

"Alhamdulillah di kloter I tidak ada korban," katanya.

Syarwan mengakui, Masjidil Haram sedang berbenah atau direnovasi dengan diperluas kurang lebih 17 hektare.

"Harusnya memang proyek itu disiapkan secepatnya atau dihentikan Pemerintah Arab Saudi sebelum jadwal jamaah haji masuk," katanya.

Akibat proyek itu, jamaah, ujar Syarwan, memang sedikit terganggu karena berabu dan berisik (ribut,red).

Syarwan juga mengakui, akibat perang dengan Yaman, jamaah haji dari Mekkah dilarang ke Jeddah dan sebaliknya dengan sanksi pelanggar 100ribu Rial.

Sebelumnya, Kementerian Agama merilis identitas para korban asal Indonesia yang meninggal dunia dan luka-luka akibat jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat sore (11/9) waktu setempat sudah mencapai 33 jamaah.



Salah satu korban yang meninggal dunia dari kloter Medan bernama Masnauli Sijuadil Hasibuan dengan alamat Mabar, Belawan.


Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Fai


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015