Tarutung, Sumut, 6/7 (Antara) – Sejumlah petani di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, memanfaatkan areal persawahan yang tadinya ditanami padi untuk bercocok tanam cabai merah dan tanaman lainnya, pasca panen padi.

“Bercocok tanam cabai sudah menjadi tradisi petani di Tarutung usai panen padi. Musim tanam padi yang hanya sekali dalam setahun memberi ruang waktu untuk menggeluti kegiatan bercocok tanam cabai serta tanaman lainnya,” kata Amir Hutabarat, petani di Desa Hutabarat, Tarutung, Senin.

Selain sebuah tradisi, keputusan petani untuk bercocok tanam cabai seusai panen padi dinilai akan menambah penghasilan yang diperoleh dari hasil panen padi.

“Kebutuhan ekonomi saat ini kan lumayan tinggi. Selain untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan uang kuliah anak-anak juga menjadi prioritas untuk diperjuangkan.

Makanya, jika ditanam sekarang, pada bulan September-Desember 2015 nanti. Kami akan panen cabai pada September- Desember 2015 mendatang,” terangnya.

Katanya, hasil panen cabai akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga di penghujung tahun.

Amir menyebutkan bahwa untuk bercocok tanam cabai. Dirinya, sudah mempersiapkan dana yang nilainya tidak sedikit. Sebab, selain butuh biaya untuk mendapatkan bibit tanaman, perawatan tanaman cabai juga memerlukan perhatian ekstra untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan.

"Biasanya hasil panen dari 1000 batang cabai bisa mencapai 1000 Kg - 1500 Kg. Itu bisa diperoleh jika tanaman mendapatkan perawatan dan perhatian yang baik. Jadi, jika mau untung dalam hal ini, perawatan harus dilakukan untuk mendapatkan hasil panen cabai yang memuaskan. Apalagi, jika nantinya harga jualnya stabil, keuntungan yang kita bisa kumpulkan juga pasti lumayan,” tukasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015