Medan, (Antara) - Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho meminta Pemerintah Pusat bisa segera memutuskan soal penanganan pengungsi dan pencari suaka di daerah seperti di Sumatera Utara yang sudah mencapai 2.021 orang.

"Sejak tahun 2009 daerah kita sudah kedatangan pengungsi dan pencari suaka dari warga Afghanistan, Srilanka, Sudan, Iraq, Iran, Palestina, Suriah, Pakistan, Somalia, Kuwait, Eritrea, Ethiopia, Yordania, Thailand, Bangladesh dan Myanmar," katanya di Medan, Senin.

Dia mengatakan itu dalam rapat koordinasi membahas berbagai masalah dengan fokus soal pengamanan aset pemerintah/BUMN di Sumut seperti Register 40, Center Point, Pantai Anjing, Belawan serta pengungsi dan pencari suaka bersama Menko Polhukam, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Jaksa Agung dan lainnya.

Memang, kata dia, para pencari suaka dan pengungsi dibantu pihak UNHCR dan IOM serta pembiayaannya sebesar Rp1.250.000 setiap bulan.

Namun, ada persoalan yang dewasa ini dialami pihak imigrasi maupun pemda yakni masalah penampungan.

Persoalan lainnya adanya kedatangan kaum Rohingya yang sudah mencapai 306 orang sebagai pengungsi dan pencari suaka, ditambah 21 orang warga Myanmar yang ditangkap melakukan "illegal fishing" dan sudah lima bulan lebih belum dideportasi ke negaranya.

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan Pemerintah Indonesia sedang berupaya mencari negara ketiga untuk menampung para pengungsi Rohingnya.

Usaha-usaha untuk mengupayakan penempatan pengungsi Rohingnya ke negara ketiga sedang diusahakan dan diproses.

Untuk pengungsi asal Bangladesh segera dideportasi karena status mereka sebagai pencari kerja.

Sementara pengungsi Rohingya akan ditampung selama satu tahun sambil menunggu negara-negara yang siap menampung.

Indonesia bersedia menampung ratusan pengungsi Rohingnya dan Bangladhes karena masalah kemanusiaan. ***2***
(T.E016/B/T. Susilo/T. Susilo) 08-06-2015 18:09:01

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015