Medan, 4/2 (Antara) - Satuan Kerja pembangunan jalan tol dari Kota Medan menuju Bandar Udara Kualanamu mengumumkan jika pembangunan pisik untuk infrastruktur itu mencapai sekitar 23 persen.
Dalam rapat dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan, Rabu, Kepala Satuan Kerja Pembangunan Tol Medan-Bandara Kualanamu Suryadi mengatakan, pembangunan pisik tersebut telah mencapai sekitar sembilan kilometer dari panjang keselurhannya yakni 17,8 km.
Pembangunan pisik tersebut meliputi penimbunan badan, penyiapan jembatan layak (fly over) di atas jalur menuju Bandara Kualanamu dan daerah Parbarakan di Kabupaten Deli Serdang.
, Dengan pembangunan dua jalur, setiap jalur jalan tol tersebut memiliki dua lajur dengan lebar badan jalan 2 x 7,2 meter.
Sedangkan pengaspalan jalan yang memiliki panjang 17,8 km tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan sistem beton.
Secara keseluruhan, kata dia, pihaknya baru dapat membebaskan lahan sekitar 50 persen yang mayoritas berasal dari lahan perusahaan perkebunan.
Sebagian besar lahan yang belum dibebaskan merupakan milik masyarakat, terutama di sekitar kawasan Kecamatan Tanjung Morawa Km 32.
Pihaknya mengharapkan dukungan Pemprov dan DPRD Sumut untuk membantu percepatan pembebasan lahan yang akan dipergunakan untuk membangun jalan tol tersebut.
Jika dapat dibebaskan secara keseluruhan pada Desember 2015, pihaknya memperkirakan pembangunan jalan tol tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2016.
"Batas akhir pembangunan paling lama satu tahun setelah pembebasan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Dalam rapat dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan, Rabu, Kepala Satuan Kerja Pembangunan Tol Medan-Bandara Kualanamu Suryadi mengatakan, pembangunan pisik tersebut telah mencapai sekitar sembilan kilometer dari panjang keselurhannya yakni 17,8 km.
Pembangunan pisik tersebut meliputi penimbunan badan, penyiapan jembatan layak (fly over) di atas jalur menuju Bandara Kualanamu dan daerah Parbarakan di Kabupaten Deli Serdang.
, Dengan pembangunan dua jalur, setiap jalur jalan tol tersebut memiliki dua lajur dengan lebar badan jalan 2 x 7,2 meter.
Sedangkan pengaspalan jalan yang memiliki panjang 17,8 km tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan sistem beton.
Secara keseluruhan, kata dia, pihaknya baru dapat membebaskan lahan sekitar 50 persen yang mayoritas berasal dari lahan perusahaan perkebunan.
Sebagian besar lahan yang belum dibebaskan merupakan milik masyarakat, terutama di sekitar kawasan Kecamatan Tanjung Morawa Km 32.
Pihaknya mengharapkan dukungan Pemprov dan DPRD Sumut untuk membantu percepatan pembebasan lahan yang akan dipergunakan untuk membangun jalan tol tersebut.
Jika dapat dibebaskan secara keseluruhan pada Desember 2015, pihaknya memperkirakan pembangunan jalan tol tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2016.
"Batas akhir pembangunan paling lama satu tahun setelah pembebasan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015