Balige, Sumut, 10/11 (Antara) - Taman kota di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, sebagai ruang publik terbuka hijau hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga sejak dibangun Dinas Pariwisata setempat pada 2013 lalu.

"Keberadaan taman ini seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi keluarga atau wadah para seniman dan masyarakat mengekspresikan gagasan estetika budaya dalam bentuk kesenian," kata seorang pemerhati sosial Yosie Fatimah di Balige, Senin.

Menurut Yosie, taman yang letaknya persis di pusat Kota Balige, ibu kota Kabupaten Toba Samosir ini akan menjadi sangat bernilai bagi pembangunan kepribadian masyarakat, jika fasilitas pendukung berbagai aktivitas maupun kreativitas masyarakat terwadahi di dalamnya.

Taman kota tersebut, kata dia, mestinya dapat difungsikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang bisa dimanfaatkan masyarakat menjadi lokasi bermain, olahraga, bersosialisasi ataupun sekadar bersantai bersama teman dan keluarga.

"Taman yang dilengkapi gedung sanggar seni dibangun Dinas Pariswisata setempat sejak 2013 itu belum pernah difungsikan, meski telah menghabiskan biaya cukup besar untuk perbaikan dan pengembangannya," kata Yosie.

Hal senada dikemukakan warga Balige lainnya, Boru Siahaan menyebutkan, dana pemerintah yang bersumber dari APBD Tobasa itu, nampaknya seperti sia-sia. Taman ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah dimanfaatkan warga, karena minimnya sarana yang tersedia.

Menurut dia, fasilitas rekreasi seperti tempat duduk atau berbagai kelengkapan lain yang dimiliki taman itu sangat tidak memadai layaknya sebuah taman kota, sehingga dinas terkait perlu melakukan pembenahan serta penataan lebih baik, agar bisa berfungsi dengan tepat sasaran.

Yang disayangkan, kata Boru Siahaan, justru kontribusi keberadaan taman kota dalam menopang industri pariwisata terhadap pembangunan sumber daya manusia dan kesenian masyarakat Toba Samosir hampir tidak terlihat sama sekali.

Menurut dia, salah satu penyebab utamanya terletak pada perencanaan yang kurang matang dan penggelolaan Dinas Pariwisata yang tidak jelas, ditambah minimnya perhatian dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan kabupaten setempat.

"Apalagi saat ini, taman yang terletak di pusat kota Balige tersebut dijadikan sebagai relokasi para pedagang di pasar Balerong Balige yang sedang dalam renovasi, sehingga semakin dikhawatirkan akan beralih fungsi di luar jalur terbuka hijau," katanya.

Kadis Pasar Kebersihan dan Pertamanan Toba Samosir, Arifin Silaen mengakui, memang untuk sementara taman tersebut dijadikan sebagai tempat merelokasi para pedagang, akibat renovasi yang sedang dilaksanakan di pasar tradisional Balerong Balige.

Menurutnya, taman itu hanya digunakan sementara sebagai tempat relokasi, karena dianggap bisa memberi kemudahan bagi para pedagang menjalankan aktifitas berjualan dalam lokasi yang masih tetap berada di pusat kota.

"Kami tetap berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, agar fungsi taman tetap berjalan di samping bisa digunakan sebagai relokasi sementara dari pedagang pasar Balerong Balige," katanya. ***2***

(T.KR-HIN/B/S. Muryono/S. Muryono)

Pewarta: H Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014