"Prosedur praktis yang dilancarkan oleh Mesir guna mengakhiri blokade atas Jalur Gaza akan berlanjut, sejalan dengan hubungan etika dan sejarah Mesir ke arah saudara-saudara kami, rakyat Palestina," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri di Kairo.

Menurut pernyataan tersebut, Mesir ingin mempertahankan pos penyeberangan perbatasan Rafah "terus dan tanpa kecuali dibuka" sejak agresi Israel dimulai terhadap Jalur Gaza pada Selasa (8 Juli) untuk meringankan penderitaan rakyat di Jalur itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Ditambahkannya, sebanyak 7.500 orang dan lebih dari 1.200 ton makanan serta obat telah dikirim melalui tempat penyeberangan tersebut dari kedua arah.

Serangan yang terus dilancarkan oleh Israel terhadap daerah bergolak Jalur Gaza, yang dikuasai HAMAS, telah menewaskan lebih dari 1.900 orang Palestina dan melukai tak kurang dari 10.000 orang lagi. Sementara itu, serangan HAMAS menewaskan 64 tentara Yahudi dan tiga warga sipil.

Pada Ahad, Mesir mendapat persetujuan dari Palestina dan Israel bagi gencatan senjata 72-jam di Jalur Gaza, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA.

Mesir sebelumnya berhasil menengahi gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam antara kedua pihak. Gencatan senjata tersebut berakhir pada Jumat (8/8) dan negara itu saat ini menyeru kedua pihak agar menyampaikan komitmen bagi gencatan senjata baru.

(Uu.C003)
(T.C003/B/Chaidar/Chaidar)

Pewarta: Kairo, 11/8 (Antara/Xinhua-OANA) - Mesir melanjutkan upayanya untuk mengakhiri blokade tak manusiawi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014