Jakarta, 15/7 (Antara) - Produksi emas tambang Martabe di Batang Toru, Sumatera Utara, hingga Semester I/2014 mencapai 134.937 ounce, melampaui separuh target produksi tahun ini sebesar 250.000 ounce.

"Produksi satu semester tersebut setara dengan jumlah produksi tahunan sebesar 270.000 ounce emas," kata Presiden Direktur G-Resources, perusahaan pengelola Tambang Emas Martabe, Peter Albert kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan tambang Martabe juga memproduksi perak di mana pada Semester I/2014 telah mencapai 1,04 juta ounce. Angka ini sesuai dengan target produksi tahunan sebesar 2 juta ounce perak.

Menurut dia, selama kuartal kedua kegiatan penambangan dan pabrik pengolahan biji berjalan sesuai rencana dan biaya bisa terus ditekan. All-in sustaining costs (AISC) berada di angka 709 dolar AS per ounce, lebih rendah dari harga patokan badan emas dunia di pasar internasional.

Selama kuartal kedua, produksi emas sebesar 70.135 ounce sedangkan perak 530.918 ounce. Produksi emas pada kuartal kedua 2014 lebih rendah dari produksi di kuartal sama tahun 2013 yang berada di angka 70.212 ounce. Produksi perak kuartal kedua adalah 530.918 ounce, lebih tinggi dari kuartal pertama tahun lalu yang berjumlah 382.320 ounce.

Perusahaan yang tercatat di bursa Hong Kong ini mencatat volume penjualan emas pada kuartal kedua 2014 sebesar 72.976 ounce, lebih tinggi dibanding kuartal kedua 2013 dengan 63.107 ounce. Penjualan perak 429.051 ounce, lebih tinggi dibanding penjualan periode sama tahun lalu sebesar 355.233 ounce.

Harga rata-rata emas pada kuartal kedua mencapai 1.286 dolar AS per ounce, lebih rendah dibandingkan harga pada kuartal kedua tahun lalu sebesar 1.431 dolar per ounce. Harga perak pada kuartal kedua 19 dolar per ounce. Turun jika dibandingkan dengan harga selama kuartal kedua tahun lalu sebesar 23 dolar per ounce. Namun penerimaan dari penjualan bullion (emas batangan) selama kuartal kedua tahun ini mencapai 102 juta dolar AS, naik dibandingkan hasil penjualan kuartal sama tahun lalu sebesar 98,55 juta dolar AS.

Melihat kemajuan yang dicapai selama dua tahun produksi, Peter Albert mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan kegiatan eksplorasi dengan melakukan pengeboran pada 5 sampai 7 titik yang lokasinya tidak jauh dari Pit Purnama. Eksplorasi untuk mengetahui kandungan sulfida di wilayah Purnama dan kandungan oksida di Purnama Selatan dan Timur serta Barani Selatan..

Biaya operasional pada kuartal ini tetap dipertahankan pada tingkat yang rendah. Perusahaan terus mengupayakan peningkatan dalam semua kegiatan operasional. Biaya kegiatan ekplorasi yang semula ditetapkan sebesar 17 juta dolar AS, diturunkan menjadi 15 juta dolar. Sementara modal kerja tetap 60 juta dolar AS, katanya.

Peter Albert menyatakan pencapaian produksi sejak kuartal pertama hingga kedua ini membuat pihaknya yakin mampu mencapai target yang sudah ditetapkan. Demikian pula dengan biaya produksi yang diupayakan selalu berada di bawah patokan Dewan Emas Dunia (WGC). "Kami terus berusaha memantapkan posisi Martabe sebagai salah satu tambang emas terkemuka di dunia.¿
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam yang ditandatangani April 1997. Tambang ini telah memiliki sumberdaya 8,1 juta ounce emas dan 73,8 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95 persen, dan lima persen saham lainnya dikuasai PT Artha Nugraha Agung, perusahaan patungan Pemkab Tapanuli Selatan dan Pemprov Sumatra Utara dengan komposisi saham 70:30.***2***
(T.F004/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei)

Pewarta: Faisal Yunianto

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014