Jakarta, 17/6 (Antara) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh meminta pihak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk membuka posko penanganan calon mahasiswa miskin.

"Kami minta agar PTN membuka posko khusus. Tujuannya untuk menangani persoalan biaya anak-anak yang lulus SNMPTN atau SBMPTN, namun secara ekonomi kurang mampu," ujar Mendikbud saat melakukan sidak Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, Selasa.

Mendikbud mengatakan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mempunyai kebijakan yang ramah sosial.

"Tahun ini, beasiswa Bidikmisi naik dari 50.000 menjadi 61.000," jelas dia.

Selain itu, pihaknya juga sudah meminta kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk menyiapkan skema demi membantu calon mahasiswa yang secara ekonomi lemah.

"Para dosen bisa membantu dengan mengangkatnya sebagai anak asuh," tambah dia.

Kemudian, PTN juga bisa melalui skema Bidikmisi dan keringanan uang kuliah. Dalam penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT), biaya kuliah untuk kelompok satu maksimal Rp500.000 dan kelompok dua maksimal Rp1.000.000.

Ketua Panitia SBMPTN Ganjar Kurnia mengatakan jumlah peserta SBMPTN meningkat dari sebelumnya 558.789 pada 2013 menjadi 664.509 pada 2014. Terdiri dari kelompok ujian saintek sebanyak 240.278 peserta, kelompok ujian soshum sebanyak 258.035 peserta, dan kelompok ujian campuran sebanyak 166.196 peserta.

"Peserta Bidikmisi juga meningkat dari sebelumnya 55.975, menjadi 80.911," jelas Ganjar.

Sementara daya tampung SBMPTN adalah 103.346 mahasiswa.

Berbeda dengan tahun lalu, ujian SBMPTN 2014 hanya dilakukan selama satu hari. Ujian keterampilan disesuaikan dengan PTN setempat.

Sebanyak 63 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ikut dalam SBMPTN yang terdiri dari 54 PTN dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 9 PTN dibawah Kementerian Agama.

Program studi yang diminati adalah Teknik Informatika dan Manajemen. (I025)

Pewarta: Indriani

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014