Medan, 12/6 (Antara) - Pusat Informasi Harga Pangan Strategis atau PIHPS "SiHarapanku" yang dibangun Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera Utara merupakan PIHPS pertama di Indonesia yang memiliki fitur pesan singkat/SMS.
"Itu membanggakan, apalagi PIHPS 'SiHarapanku' sudah merupakan penggabungan data harga komoditas di seluruh atau 33 kabupaten/kota di Sumut," kata Ketua Tim Ahli Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Kamis.
Ia menjelaskan, fitur SMS yang dapat memberikan notifikasi berupa informasi harga kepada seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan TPID baik di tingkat provinsi/kabupaten/kota saat harga komoditas mengalami kenaikan tentunya sangat memberi arti penting.
Dengan infromasi itu, maka SKPD dan TIPD bisa cepat mengetahui gejolak harga dan mengambil langkah-langkah penting pengamanan .
Laporan SiHarapanku, pada Mei, misalnya menunjukkan, komoditas yang mengalami kenaikan adalah cabai merah dan bawang merah. Kenaikan harga bawang merah dan cabai merah itu membuat inflasi di Sumut.
Kenaikan harga itu sendiri dipicu permintaan meski produksi kedua komoditas tersebut menunjukkan peningkatan.
"TPID Sumut berharap SiHarapanku dapat menjadi acuan harga komoditas sehingga menjadi solusi untuk meminimalisasi asimetri informasi harga komoditas yang berkembang di masyarakat, yang pada akhirnya dapat mngendalikan ekspektasi inflasi di Sumut,"kata Difi yang Kepala Bank Indonesia Perwakilan IX (Sumut-Aceh) itu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Bidar Alamsyah mengaku sudah mewanti-wanti distributor untuk memperlancar pasokan sembilan bahan pokok di pasar guna menekan aksi spekulasi pedagang menaikkan harga jual khususnya menjelang Bulan Ramadhan.
Selain meminta pengusaha melancarkan distrubsi, Disperindag dan Dinas Pertanian dan dinas terkait lainnya sudah dan terus melakukan koordinasi untuk mengetahui dan memastikan produksi bahan kebutuhan utama mulai beras, gula, daging, minyak goreng, bawang merah dan cabai merah.
"Hingga pekan ini, berdasarkan laporan, produksi dan stok barang memadai untuk beberapa bulan ke depan.Jadi seharusnya tidak ada gejolak harga nantinya saat mendekati Puasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Itu membanggakan, apalagi PIHPS 'SiHarapanku' sudah merupakan penggabungan data harga komoditas di seluruh atau 33 kabupaten/kota di Sumut," kata Ketua Tim Ahli Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Kamis.
Ia menjelaskan, fitur SMS yang dapat memberikan notifikasi berupa informasi harga kepada seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan TPID baik di tingkat provinsi/kabupaten/kota saat harga komoditas mengalami kenaikan tentunya sangat memberi arti penting.
Dengan infromasi itu, maka SKPD dan TIPD bisa cepat mengetahui gejolak harga dan mengambil langkah-langkah penting pengamanan .
Laporan SiHarapanku, pada Mei, misalnya menunjukkan, komoditas yang mengalami kenaikan adalah cabai merah dan bawang merah. Kenaikan harga bawang merah dan cabai merah itu membuat inflasi di Sumut.
Kenaikan harga itu sendiri dipicu permintaan meski produksi kedua komoditas tersebut menunjukkan peningkatan.
"TPID Sumut berharap SiHarapanku dapat menjadi acuan harga komoditas sehingga menjadi solusi untuk meminimalisasi asimetri informasi harga komoditas yang berkembang di masyarakat, yang pada akhirnya dapat mngendalikan ekspektasi inflasi di Sumut,"kata Difi yang Kepala Bank Indonesia Perwakilan IX (Sumut-Aceh) itu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Bidar Alamsyah mengaku sudah mewanti-wanti distributor untuk memperlancar pasokan sembilan bahan pokok di pasar guna menekan aksi spekulasi pedagang menaikkan harga jual khususnya menjelang Bulan Ramadhan.
Selain meminta pengusaha melancarkan distrubsi, Disperindag dan Dinas Pertanian dan dinas terkait lainnya sudah dan terus melakukan koordinasi untuk mengetahui dan memastikan produksi bahan kebutuhan utama mulai beras, gula, daging, minyak goreng, bawang merah dan cabai merah.
"Hingga pekan ini, berdasarkan laporan, produksi dan stok barang memadai untuk beberapa bulan ke depan.Jadi seharusnya tidak ada gejolak harga nantinya saat mendekati Puasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014