Balige, 5/6 (Antara) - Pelaksanaan Festival Danau Toba (FDT) pada 17-21 September 2014 di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara akan menjadi tahun kebangkitan pariwisata diharapkan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
"Sesuai surat Kemenparekraf nomor HM.304/3/8/WPEK/2013 tanggal 7 November 2013, Pemerintah Kabupaten Tobasa ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pelaksanaan FDT 2014," kata Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak di Balige.
Festival Danau Toba, merupakan tahun kedua pelaksanaannya setelah namanya berganti dari sebelumnya Pesta Danau Toba dan selalu diikuti setiap kabupaten yang bersinggungan langsung dengan Danau Toba.
Sebagai tuan rumah pelaksanaan FDT 2014, Kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara itu telah melakukan berbagai persiapan dalam menyongsong penyelenggaraan festival yang akan mempromosikan potensi pariwisata Danau Toba itu hingga ke mancanegara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menjadwalkan sembilan atraksi budaya yang akan digelar untuk memeriahkan festival tersebut.
Jenis perlombaan yang dipersiapkan untuk meramaikan pesta rakyat itu, yakni, pertunjukan budaya, lomba renang tradisonal, lomba renang internasional, pameran pariwisata dan ekonomi kreatif serta "Lake Toba world drum festival" dan "fashion show".
Selain itu, akan diadakan perlombaan "solu bolon" sejenis perahu besar (dragon boat), paralayang, arung jeram, seminar pariwisata dan lomba nyanyi paduan suara solo.
Di samping itu, sejumlah atraksi budaya lokal, seperti "Panangkok Ogung", "Sulang Sulang Pasangap Natua-tua", "Mangalahat Horbo", dan "Panggokhon Ulaon Nauli" akan dipertunjukkan.
Atraksi budaya dan berbagai permainan rakyat tersebut, dulu sering dimainkan dan akan diperlombakan dalam festival yang dijadwalkan diikuti oleh tujuh kabupaten tetangga berdekatan.
Potensi pariwisata di Tobasa, umumnya mengetengahkan keindahan panorama alam Danau Toba, seperti pantai Lumban Silintong, dengan jarak tempuh hanya sekitar sepuluh menit dari Balige, ibukota Kabupaten.
Selain itu "long beach Ajibata" yang dilengkapi sarana bermain olahraga air, serta pantai pasifik Porsea, Siregar Aek Nalas dan pantai Janji Maria di Tambunan.
"Pariwisata Tobasa akan terus dibenahi secara holistic, dengan mengoptimalkan wisata budaya, wisata rohani serta wisata minat khusus," ujar Kasmin.
Wisata Potensial
Kepala Dinas Pariwisata Tobasa, Ultri Simangunsong menyebutkan Kabupaten tersebut memiliki 27 objek wisata andalan potensial yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekelilingnya.
Informasi ringkas tentang 27 objek wisata itu dirangkum dalam buku panduan wisata atau tourism map, guna membantu wisatawan mengetahui informasi tentang industri pariwisata Tobasa secara lebih detail.
Untuk memudahkan wisatawan lokal maupun luar mengenal lebih jauh daerah Tobasa, persis di depan kantor Disbudpar di pusat kota Balige, tourism map permanen berukuran sekitar 2×3 meter sudah dibangun pada November 2013.
Bahkan kata Ultri, direncanakan buku panduan berisikan informasi ringkas tentang objek-objek wisata pilihan berikut data mengenai sarana dan prasarana pariwisata yang dibutuhkan selama melakukan perjalanan di Tobasa, akan dilengkapi aplikasi teknologi digital.
Dia berharap, kelak buku panduan perjalanan wisata atau tourism map Tobasa dapat dilengkapi "barcode" yang mempermudah pencatatan objek tertentu dengan menggunakan hyperlink.
"Regulasi tata kelola pariwisata melalui Ranperda serta rencana induk kepariwisataan daerah telah dipersiapkan," jelas Ultri.
Anggota DPRD Tobasa, Syamsudin Manurung mengatakan obyek wisata potensial di daerah itu perlu ditangani secara lebih optimal, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Masyarakat Tobasa, kata dia, jangan hanya sebagai penonton dari 'lalu lintas' wisatawan di daerah itu tanpa terimbas secara ekonomi. Tapi, harus dapat memanfaatkan peluang dengan memaksimalkan potensi yang ada.
Menurut dia dengan pembenahan infrastruktur dan berbagai sarana penunjang pariwisata, potensi besar yang dimiliki Kabupaten itu akan memberi manfaat berarti bagi peningkatan penghasilan warga.
"Kalau digarap lebih serius, kami optimistis industri pariwisata Tobasa akan berkembang lebih maju lagi," kata Syamsudin.
Koordinator kelompok kerja pariwisata lokal Tobasa, Sebastian Hutabarat menyebutkan pesona danau Toba sudah sejak lama menjadi primadona bagi wisatawan domestik maupun internasional yang berkunjung ke Sumatera Utara.
Kawasan Danau Toba, kata dia sudah sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting yang mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kunjungan para wisatawan tentunya akan memberikan kontribusi yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal serta meningkatkan penghasilan masyarakat sekitarnya.
"Kami tidak ingin masyarakat hanya sebagai penonton, namun akan berupaya agar mereka dapat ambil bagian dalam kegiatan pariwisata yang ada di depan mata," ujar Sebastian. (KR-HIN)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Sesuai surat Kemenparekraf nomor HM.304/3/8/WPEK/2013 tanggal 7 November 2013, Pemerintah Kabupaten Tobasa ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pelaksanaan FDT 2014," kata Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak di Balige.
Festival Danau Toba, merupakan tahun kedua pelaksanaannya setelah namanya berganti dari sebelumnya Pesta Danau Toba dan selalu diikuti setiap kabupaten yang bersinggungan langsung dengan Danau Toba.
Sebagai tuan rumah pelaksanaan FDT 2014, Kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara itu telah melakukan berbagai persiapan dalam menyongsong penyelenggaraan festival yang akan mempromosikan potensi pariwisata Danau Toba itu hingga ke mancanegara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menjadwalkan sembilan atraksi budaya yang akan digelar untuk memeriahkan festival tersebut.
Jenis perlombaan yang dipersiapkan untuk meramaikan pesta rakyat itu, yakni, pertunjukan budaya, lomba renang tradisonal, lomba renang internasional, pameran pariwisata dan ekonomi kreatif serta "Lake Toba world drum festival" dan "fashion show".
Selain itu, akan diadakan perlombaan "solu bolon" sejenis perahu besar (dragon boat), paralayang, arung jeram, seminar pariwisata dan lomba nyanyi paduan suara solo.
Di samping itu, sejumlah atraksi budaya lokal, seperti "Panangkok Ogung", "Sulang Sulang Pasangap Natua-tua", "Mangalahat Horbo", dan "Panggokhon Ulaon Nauli" akan dipertunjukkan.
Atraksi budaya dan berbagai permainan rakyat tersebut, dulu sering dimainkan dan akan diperlombakan dalam festival yang dijadwalkan diikuti oleh tujuh kabupaten tetangga berdekatan.
Potensi pariwisata di Tobasa, umumnya mengetengahkan keindahan panorama alam Danau Toba, seperti pantai Lumban Silintong, dengan jarak tempuh hanya sekitar sepuluh menit dari Balige, ibukota Kabupaten.
Selain itu "long beach Ajibata" yang dilengkapi sarana bermain olahraga air, serta pantai pasifik Porsea, Siregar Aek Nalas dan pantai Janji Maria di Tambunan.
"Pariwisata Tobasa akan terus dibenahi secara holistic, dengan mengoptimalkan wisata budaya, wisata rohani serta wisata minat khusus," ujar Kasmin.
Wisata Potensial
Kepala Dinas Pariwisata Tobasa, Ultri Simangunsong menyebutkan Kabupaten tersebut memiliki 27 objek wisata andalan potensial yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekelilingnya.
Informasi ringkas tentang 27 objek wisata itu dirangkum dalam buku panduan wisata atau tourism map, guna membantu wisatawan mengetahui informasi tentang industri pariwisata Tobasa secara lebih detail.
Untuk memudahkan wisatawan lokal maupun luar mengenal lebih jauh daerah Tobasa, persis di depan kantor Disbudpar di pusat kota Balige, tourism map permanen berukuran sekitar 2×3 meter sudah dibangun pada November 2013.
Bahkan kata Ultri, direncanakan buku panduan berisikan informasi ringkas tentang objek-objek wisata pilihan berikut data mengenai sarana dan prasarana pariwisata yang dibutuhkan selama melakukan perjalanan di Tobasa, akan dilengkapi aplikasi teknologi digital.
Dia berharap, kelak buku panduan perjalanan wisata atau tourism map Tobasa dapat dilengkapi "barcode" yang mempermudah pencatatan objek tertentu dengan menggunakan hyperlink.
"Regulasi tata kelola pariwisata melalui Ranperda serta rencana induk kepariwisataan daerah telah dipersiapkan," jelas Ultri.
Anggota DPRD Tobasa, Syamsudin Manurung mengatakan obyek wisata potensial di daerah itu perlu ditangani secara lebih optimal, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Masyarakat Tobasa, kata dia, jangan hanya sebagai penonton dari 'lalu lintas' wisatawan di daerah itu tanpa terimbas secara ekonomi. Tapi, harus dapat memanfaatkan peluang dengan memaksimalkan potensi yang ada.
Menurut dia dengan pembenahan infrastruktur dan berbagai sarana penunjang pariwisata, potensi besar yang dimiliki Kabupaten itu akan memberi manfaat berarti bagi peningkatan penghasilan warga.
"Kalau digarap lebih serius, kami optimistis industri pariwisata Tobasa akan berkembang lebih maju lagi," kata Syamsudin.
Koordinator kelompok kerja pariwisata lokal Tobasa, Sebastian Hutabarat menyebutkan pesona danau Toba sudah sejak lama menjadi primadona bagi wisatawan domestik maupun internasional yang berkunjung ke Sumatera Utara.
Kawasan Danau Toba, kata dia sudah sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting yang mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kunjungan para wisatawan tentunya akan memberikan kontribusi yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal serta meningkatkan penghasilan masyarakat sekitarnya.
"Kami tidak ingin masyarakat hanya sebagai penonton, namun akan berupaya agar mereka dapat ambil bagian dalam kegiatan pariwisata yang ada di depan mata," ujar Sebastian. (KR-HIN)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014