Oleh Muhammad Razi Rahman



Jakarta, 17/5 (Antara ) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutarakan kelegaannya saat dirinya mengumumkan mengenai penunjukan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang baru.

"Terus terang saya sudah ingin mengajak Pak Chairul Tanjung sejak Kabinet Indonesia Bersatu I yang pertama tahun 2004 dulu," kata Susilo Bambang Yudhoyono di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat (16/5).

Namun saat itu, menurut Yudhoyono, Chairul Tanjung saat itu tidak bersedia dan memilih menekuni kegiatan bisnis dan usaha itu, begitu pula saat tahun 2009 ketika SBY mengajaknya untuk kedua kalinya.

"Kali ini, Alhamdulillah Bapak Chairul Tanjung bersedia membantu," kata SBY.

Yudhoyono mengutarakan harapannya agar Chairul dapat segera bekerja. Presiden juga meyakini Chairul dapat mengemban tugas dengan baik sebagai Menko Perekonomian yang baru.

Menurut Presiden, Chairul Tanjung merupakan sosok yang memiliki kecakapan yang layak dan memiliki komitmen yang tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

SBY juga mengingatkan bahwa Chairul bukanlah orang baru karena kapasitasnya sebagai Ketua KEN selama ini telah membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi.

"KEN bukanlah forum akademik tetapi tempat berkumpulnya praktisi di dunia usaha termasuk para pakar dan ekonom. Saya menilai Bapak Chairul Tanjung berhasil dalam menyatukan kalangan," katanya.

Ia juga mengatakan meski KEN sebenarnya bukanlah badan penentu kebijakan, tetapi pandangan dan rekomendasi yang dihasilkan KEN di bawah pimpinan Chairul Tanjung sangat berguna dalam pembuatan kebijakan.

Presiden juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Hatta Rajasa yang dinilainya memiliki kinerja dan prestasi yang baik.

"Saya mendoakan pak Hatta memiliki karier yang lebih baik di masa mendatang," katanya.

Hatta Rajasa telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Yudhoyono karena menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pilpres 2014.
Mundur Dari Perusahaan
Sementara itu, Chairul Tanjung juga menyatakan bakal mundur dari perusahaannya agar dapat fokus untuk mengemban tugasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

"Saya mengundurkan diri dari posisi saya di perusahaan agar tidak terjadi 'conflict of interest' (konflik kepentingan)," kata Chairul.

Menurut Chairul, dirinya juga akan berkonsultasi secepatnya dengan aparat hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan.

Ia menegaskan bakal menggunakan kepercayaan ini dengan bekerja semaksimal mungkin apalagi sisa periode Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II tinggal lima bulan lagi.

"Ini amanah yang berat tapi dengan mengucapkan bismillah saya akan mengemban jabatan ini mulai Senin (19/5) depan saat serah terima Menko Perekonomian dengan Bapak Hatta Rajasa," ujarnya.

Beberapa waktu mendatang merupakan bulan-bulan politik yang akan "hangat luar biasa" karena banyak orang membicarakan mengenai siapa capres dan cawapres yang akan memimpin Indonesia pada masa mendatang.

Chairul mengutarakan kekhawatirannya bahwa hiruk-pikuk beberapa bulan mendatang bisa membuat fokus tidak tertuju pada ekonomi.

"Saya tidak bersedia diminta oleh presiden yang akan datang untuk melanjutkan jabatan ini atau menjadi menteri pada kabinet yang akan datang agar saya betul-betul bisa fokus lima bulan ke depan," katanya.

Ia juga berencana bakal mengubah metode koordinasi yang akan dilakukannya sebagai perwakilan pemerintah pusat dengan pejabat-pejabat pemda. "Metode saya ubah. Saya yang langsung datang ke daerah sehingga pemimpin daerah tidak harus datang ke Jakarta," ujarnya.

Chairul mengemukakan bahwa langkah yang dilakukannya itu bukanlah untuk tujuan politik, melainkan semata-mata untuk meningkatkan efektivitas pengeluaran sehingga beban biaya juga menjadi lebih murah.

Hal tersebut, kata dia, karena dengan dirinya yang menyambangi daerah akan membawa orang relatif tidak sebanyak bila ada pejabat dari daerah yang mengunjungi Ibu Kota.

Terkait dengan masalah efisiensi, dia juga mengemukakan bahwa dirinya bakal berdialog dengan dunia usaha, seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). "Dengan demikian, bisa timbul akselerasi perekonomian yang baik," ucapnya.

Chairul mengatakan bahwa dirinya akan fokus pada masalah fiskal terlebih karena jumlah penerimaan negara tidak sesuai dengan target yang diharapkan pada APBN 2014.

Ia menegaskan bahwa fokus pada persoalan demikian merupakan hal yang penting agar Pemerintah tidak melanggar ketentuan defisit lebih dari tiga persen sesuai dengan aturan perundang-undangan yang ada.

Jaga Inflasi
Chairul Tanjung juga menginginkan inflasi untuk harga kebutuhan pokok pada Lebaran 2014 tidak tinggi seperti yang sering dialami pada Lebaran tahun-tahun sebelumnya.

"Terkait kesiapan Lebaran, kita tahu setiap Lebaran masalah suplai bahan pokok harga-harga meningkat luar biasa," katanya.

Untuk itu, ia ingin memastikan jajaran perekonomian benar-benar bersiap agar harga tidak naik, seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga tingkat inflasi juga dapat terjaga dengan baik hingga akhir tahun.

Chairul yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu, berpendapat selama ini pengelolaan kebutuhan pokok lebih dititikberatkan kepada aspek permintaan, tetapi tidak pada sisi suplai atau pasokannya.

Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina mengatakan laju inflasi masih bisa terjaga dan di bawah perkiraan pemerintah 5,5 persen pada akhir tahun, asalkan dampak kenaikan tarif tenaga listrik bagi industri dapat diantisipasi.

"Inflasi masih bisa lebih rendah daripada tahun lalu. Namun, risiko terhadap kenaikan tarif tenaga listrik yang mulai efektif berlaku pada bulan Mei harus diantisipasi," katanya beberapa waktu lalu.

Hingga April, kata Dian, laju inflasi masih relatif terkendali karena pasokan pangan mencukupi.

Namun, inflasi diperkirakan meningkat ketika tarif tenaga listrik mengalami kenaikan per dua bulan, sejak Mei 2014.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati optimistis angka inflasi bisa terjaga sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar 5,5 persen.

"Kami yakin inflasi bisa terjaga pada level yang ditentukan dalam dokumen APBN 2014 sehingga bisa menjaga daya beli masyarakat," kata Anny Ramawati di Kantor Kementerian Keuangan beberapa waktu lalu.

Anny mengatakan angka deflasi April 2014 yang diumumkan Badan Pusat Statistik sebesar 0,02 persen disebabkan ketersediaan pangan dan stabilitas harga. (M040)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014