PBB, New York, 12/4 (Antara/Xinhua-OANA) - Organisasi kemanusiaan memperingatkan mengenai krisis pangan serius yang diperkirakan mencengkeram Sudan Selatan akhir tahun ini, sementara musim hujan mendekat.

Selain itu kerusuhan yang meluas juga akan menghambat kemampuan mereka mengirim makanan buat orang yang memerlukan, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB, Jumat (11/4).

"Musim hujan yang membayang juga dapat membuat jalan tak bisa dilewati, sehingga membatasi kemampuan organisasi bantuan untuk menjangkau warga," kata Juru Bicara Stephane Dujarric dalam taklimat yang diadakan di Markas PBB. Ia mengutip laporan Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

"Sebanyak tujuh juta orang di Sudan Selatan dipandang menghadapi resiko rawan pangan, termasuk 3,7 juta orang yang sangat beresiko," kata Dujarric.

Berbagai lembaga kemanusiaan berencana menjangkau sebanyak 3,2 juta orang yang paling rentan dengan bantuan hingga Juni, kata juru bicara tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan mereka sejauh ini telah membantu lebih dari satu juta orang di seluruh negeri itu.

Awal April, Misi PBB di Sudan Selatan menyatakan sejak permusuhan meletus antara pasukan pemerintah dan oposisi pada Desember, rata-rata 75.000 warga sipil telah mengungsi ke pangkalan PBB di seluruh negeri tersebut.

John Ging, Kepala Operasi OCHA, mengatakan di Markas PBB, New York, Maret bahwa lima juta orang memerlukan bantuan, dan lembaga PBB menghadapi masalah untuk mengatur kembali simpanan makanan sebelum musim hujan tiba.

Hujan lebat akan membuat jalan yang sudah menjadi tantangan jadi lebih sulit untuk dilalui dan memaksa lembaga kemanusiaan untuk menjatuhkan bantuan lewat udara --tindakan akan memerlukan biaya lebih besar.(C003)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014