Oleh Muhammad Arief Iskandar
Jakarta, 6/4 (Antara) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tanggapan terkait keraguan sejumlah pihak pada prospek pemerintahan mendatang, jika Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang dideklarasikan sebagai Calon Presiden (Capres) oleh PDI Perjuangan terpilih menjadi Presiden periode 2014-2019.
Dikutip dari laman Sekretariat Negara, Minggu, Presiden membicarakan hal itu dalam program "Isu Terkini" yang ditayangkan melalui kanal Youtube yang disiarkan pada Sabtu (5/4).
Menurut Presiden SBY, sebaiknya rakyat tidak perlu buru-buru menganggap Jokowi tidak mampu.
Tetapi sebaliknya, Jokowi bila mendengar apa yang hidup di kalangan rakyat itu dapat menyampaikan pikiran-pikirannya, solusi-solusinya, kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa yang begitu kompleks.
"Dengan cara beliau menyampaikan itu, berdebat di sana-sini, rakyat akan tahu apa yang dimiliki oleh Pak Jokowi dan dimiliki oleh Capres-Capres yang lain. Dengan demikian, pada saatnya nanti akan bisa menentukan siapa yang dianggap paling baik dan paling tepat untuk menjadi Presiden setelah saya nanti," tutur SBY.
Adapun terhadap kekhawatiran rakyat, bahwa bila Jokowi jadi Presiden akan mudah didikte oleh pihak lain, Presiden SBY mengemukakan, tidak keliru rakyat punya anggapan seperti itu.
Karena itu, lanjut SBY, menjadi tantangan bagi Jokowi atau siapapun yang akan terpilih sebagai Presiden nanti, jangan mau didikte oleh siapapun, apalagi katanya pemilik modal, atau pihak-pihak tertentu, terlebih pihak asing.
SBY menyebutkan, selama 10 tahun ia menjadi Presiden tidak ada yang bisa mendikte.
"Itu amanat saya. Itu sikap saya, meskipun saya diawasi oleh DPR, oleh lembaga-lembaga negara, dan rakyat," katanya.
Presiden menegaskan, tidak ada yang boleh mengontrol dan mendikte pikiran seorang Presiden dalam pengambilan keputusan atau dalam bersikap, baik itu urusan dalam negeri maupun untuk urusan luar negeri.
"Oleh karena itu, ini jadi tantangan dan harapan saya. Tentu pengganti saya nanti betul-betul mendengarkan apa yang hidup di kalangan rakyat sekarang ini," pesan SBY.
Perjanjian Batu Tulis Dalam kanal Youtube itu, Presiden SBY juga ditanya pendapatnya mengenai saling serang antara kubu Prabowo Subianto dan kubu Megawati Soekarnoputri terkait Perjanjian Batu Tulis, Bogor, yang menyangkut Calon Presiden 2014 yang akan didukung kedua kubu.
"Saya lebih bagus tidak berkomentar, yang lebih bagus yang menjelaskan Ibu Megawati sendiri. Kalau Pak Prabowo berbicara seperti itu, berikanlah penjelasan kepada publik dengan benar. Dengan demikian, rakyat mengetahui informasi yang sebenarnya," kata SBY.
SBY menambahkan, yang paling baik bagi dirinya dan juga rakyat adalah mendengar apa yang sesungguhnya terjadi terkait tudingan ingkar janji yang disampaikan Prabowo Subianto itu.***1***
(Tz.M041 (TZ.M041/B/Subagyo/C/Subagyo) 06-04-2014 19:01:01
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Jakarta, 6/4 (Antara) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tanggapan terkait keraguan sejumlah pihak pada prospek pemerintahan mendatang, jika Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang dideklarasikan sebagai Calon Presiden (Capres) oleh PDI Perjuangan terpilih menjadi Presiden periode 2014-2019.
Dikutip dari laman Sekretariat Negara, Minggu, Presiden membicarakan hal itu dalam program "Isu Terkini" yang ditayangkan melalui kanal Youtube yang disiarkan pada Sabtu (5/4).
Menurut Presiden SBY, sebaiknya rakyat tidak perlu buru-buru menganggap Jokowi tidak mampu.
Tetapi sebaliknya, Jokowi bila mendengar apa yang hidup di kalangan rakyat itu dapat menyampaikan pikiran-pikirannya, solusi-solusinya, kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa yang begitu kompleks.
"Dengan cara beliau menyampaikan itu, berdebat di sana-sini, rakyat akan tahu apa yang dimiliki oleh Pak Jokowi dan dimiliki oleh Capres-Capres yang lain. Dengan demikian, pada saatnya nanti akan bisa menentukan siapa yang dianggap paling baik dan paling tepat untuk menjadi Presiden setelah saya nanti," tutur SBY.
Adapun terhadap kekhawatiran rakyat, bahwa bila Jokowi jadi Presiden akan mudah didikte oleh pihak lain, Presiden SBY mengemukakan, tidak keliru rakyat punya anggapan seperti itu.
Karena itu, lanjut SBY, menjadi tantangan bagi Jokowi atau siapapun yang akan terpilih sebagai Presiden nanti, jangan mau didikte oleh siapapun, apalagi katanya pemilik modal, atau pihak-pihak tertentu, terlebih pihak asing.
SBY menyebutkan, selama 10 tahun ia menjadi Presiden tidak ada yang bisa mendikte.
"Itu amanat saya. Itu sikap saya, meskipun saya diawasi oleh DPR, oleh lembaga-lembaga negara, dan rakyat," katanya.
Presiden menegaskan, tidak ada yang boleh mengontrol dan mendikte pikiran seorang Presiden dalam pengambilan keputusan atau dalam bersikap, baik itu urusan dalam negeri maupun untuk urusan luar negeri.
"Oleh karena itu, ini jadi tantangan dan harapan saya. Tentu pengganti saya nanti betul-betul mendengarkan apa yang hidup di kalangan rakyat sekarang ini," pesan SBY.
Perjanjian Batu Tulis Dalam kanal Youtube itu, Presiden SBY juga ditanya pendapatnya mengenai saling serang antara kubu Prabowo Subianto dan kubu Megawati Soekarnoputri terkait Perjanjian Batu Tulis, Bogor, yang menyangkut Calon Presiden 2014 yang akan didukung kedua kubu.
"Saya lebih bagus tidak berkomentar, yang lebih bagus yang menjelaskan Ibu Megawati sendiri. Kalau Pak Prabowo berbicara seperti itu, berikanlah penjelasan kepada publik dengan benar. Dengan demikian, rakyat mengetahui informasi yang sebenarnya," kata SBY.
SBY menambahkan, yang paling baik bagi dirinya dan juga rakyat adalah mendengar apa yang sesungguhnya terjadi terkait tudingan ingkar janji yang disampaikan Prabowo Subianto itu.***1***
(Tz.M041 (TZ.M041/B/Subagyo/C/Subagyo) 06-04-2014 19:01:01
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014