Simalungun, 30/1 (Antarasumut) – Saluran irigasi primer Rambung Merah Kabupaten Simalungun yang jebol akibat bencana alam pada 29 Desember 2013, kini difungsikan kembali ditandai dengan pembukaan pintu kanal.
Pengairan ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun yang merespon pengaduan masyarakat, dan segera melakukan penanganan dalam waktu 11 hari terhitung sejak 17 Januari 2014, dengan dana sebesar Rp 800 juta dari APBD tahun 2014.
Bupati Simalungun JR Saragih bersama Dandim 0207 Simalungun Letkol Inf Parluhutan Marpaung membuka pintu air daerah irigasi yang mencakup Nagori (Desa) Rambung Merah, Karang Sari, Karang Rejo di dua kecamatan, Kamis.
“Irigasi ini adalah milik Provinsi Sumatera Utara, namun kalau ini tidak kita tangani segera maka hampir 1.000 Ha lahan pertanian milik masyarakat di Kabupaten Simalungun gagal panen. Pemkab hanya menanganinya sementara, karena sudah ada anggaran dari Provinsi Sumatera Utara yang juga dianggarkan ke sini, mudah-mudahan di bulan Juli ini sudah ditenderkan,” papar Bupati.
Bupati menyampaikan penanggulangan irigasi tersebut merupakan terobosan Pemkab Simalungun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk membantu petani yang sangat membutuhkan air buat lahan pertaniannya.
“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat saya tidak memandang suku, agama maupun golongan, semua sama didepan saya untuk mendapatkan pelayanan sekecil apapun itu. Karena tugas saya bersama seluruh jajaran Pemkab Simalungun memberikan pelayanan kepada masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan hukum,” ujar Bupati.
Untuk itu Bupati mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga irigasi itu agar dapat dinikmati generasi masa depan. Jangan buang sampah di irigasi ini, buanglah sampah di tempat yang telah disiapkan, pesan Bupati.
Plt Kepala badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Simalungun Imman Nainggolan mengatakan dengan berfungsinya kembali irigasi tersebut maka lahan petani seluas 944 hektar kini terlepas dari risiko gagal panen akibat kekeringan.
Sebagai bentuk apresiasi, kira-kira 2000-an warga dari lima desa dibantu personil TNI dari Danyon 122/TS melakukan gotong royong membersihkan saluran dari sampah-sampah akibat tidak teraliri air selama sebulan. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Pengairan ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun yang merespon pengaduan masyarakat, dan segera melakukan penanganan dalam waktu 11 hari terhitung sejak 17 Januari 2014, dengan dana sebesar Rp 800 juta dari APBD tahun 2014.
Bupati Simalungun JR Saragih bersama Dandim 0207 Simalungun Letkol Inf Parluhutan Marpaung membuka pintu air daerah irigasi yang mencakup Nagori (Desa) Rambung Merah, Karang Sari, Karang Rejo di dua kecamatan, Kamis.
“Irigasi ini adalah milik Provinsi Sumatera Utara, namun kalau ini tidak kita tangani segera maka hampir 1.000 Ha lahan pertanian milik masyarakat di Kabupaten Simalungun gagal panen. Pemkab hanya menanganinya sementara, karena sudah ada anggaran dari Provinsi Sumatera Utara yang juga dianggarkan ke sini, mudah-mudahan di bulan Juli ini sudah ditenderkan,” papar Bupati.
Bupati menyampaikan penanggulangan irigasi tersebut merupakan terobosan Pemkab Simalungun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk membantu petani yang sangat membutuhkan air buat lahan pertaniannya.
“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat saya tidak memandang suku, agama maupun golongan, semua sama didepan saya untuk mendapatkan pelayanan sekecil apapun itu. Karena tugas saya bersama seluruh jajaran Pemkab Simalungun memberikan pelayanan kepada masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan hukum,” ujar Bupati.
Untuk itu Bupati mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga irigasi itu agar dapat dinikmati generasi masa depan. Jangan buang sampah di irigasi ini, buanglah sampah di tempat yang telah disiapkan, pesan Bupati.
Plt Kepala badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Simalungun Imman Nainggolan mengatakan dengan berfungsinya kembali irigasi tersebut maka lahan petani seluas 944 hektar kini terlepas dari risiko gagal panen akibat kekeringan.
Sebagai bentuk apresiasi, kira-kira 2000-an warga dari lima desa dibantu personil TNI dari Danyon 122/TS melakukan gotong royong membersihkan saluran dari sampah-sampah akibat tidak teraliri air selama sebulan. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014