Medan, 21/12 (Antara) - Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/12), tercatat mencapai 18.166 jiwa atau 5.644 kepala keluarga (KK).
"Jumlah pengungsi tersebut, cukup besar dan diperkirakan akan terus bertambah menyusul masih terjadinya letusan Gunung Sinabung," kata Ketua Media Center Penanganan Bencana Gunung Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Taringan ketika dihubungi dari Medan, Sabtu.
Menurut dia, pada hari Kamis (18/12) jumlah pengungsi Sinabung mencapai 17.997 jiwa atau 5.588 KK yang berasal dari 22 desa dan dua dusun di Kabupaten Karo.
"Masyarakat yang pindah untuk sementara dari puluhan desa itu, saat ini ditempatkan di 31 lokasi penampungan yang tersebar di Kabanjahe," kata Jhonson.
Dia menyebutkan, sampai saat ini belum dapat memastikan kapan akan berakhirnya erupsi Gunung Sinabung itu, karena saat ini status gunung tersebut masih tetap bertahan level "Awas" dan masyarakat yang berada dibawah radius 5 Km harus mengungsi.
"Rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), bahwa warga yang tinggal di radius 5 Km dari kawah Gunung Sinabung harus pindah demi keamanan dan keselamatan masyarakat," ujarnya.
Jhonson mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo, saat ini terus mematau pengungsi yang berada di lokasi penampungan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka, makanan dan anak-anak yang bersekolah.
Dia menjelaskan, meskipun terjadinya erupsi Gunung Sinabung beberapa bulan ini, namun tidak mengganggu proses belajar dan mengajar anak sekolah tersebut.
"Anak-anak pengungsi itu, tetap dapat belajar seperti biasanya di SD,SMP dan SMA yang terdekat dari lokasi penampungan mereka, hal ini merupakan kebijakan Pemkab Karo melalui Dinas Pendidikan," ucap Johonson.
31 Lokasi Penampungan
Data yang diperoleh di Posko Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung, Kabanjahe, jumlah tempat penampungan di kota tersebut sebanyak 31 lokasi. Beberapa diantaranya, Los Tiga Binanga, GBKP Payung dan Masjid Agung Kabanjahe.
Kemudian, Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamic Center, Los Tanjung Mbelang dan Los Tanjung Pulo.
Para pengungsi tersebut berasal dari 23 desa dan dua dusun di Kabupaten Karo, seperti Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kuta Rakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung.
Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin, Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level Siaga menjadi Awas terhitung mulai Minggu (24/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai empat km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius lima kilometer dari kawah Gunung Sinabung diminta mengungsi. (M034)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Jumlah pengungsi tersebut, cukup besar dan diperkirakan akan terus bertambah menyusul masih terjadinya letusan Gunung Sinabung," kata Ketua Media Center Penanganan Bencana Gunung Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Taringan ketika dihubungi dari Medan, Sabtu.
Menurut dia, pada hari Kamis (18/12) jumlah pengungsi Sinabung mencapai 17.997 jiwa atau 5.588 KK yang berasal dari 22 desa dan dua dusun di Kabupaten Karo.
"Masyarakat yang pindah untuk sementara dari puluhan desa itu, saat ini ditempatkan di 31 lokasi penampungan yang tersebar di Kabanjahe," kata Jhonson.
Dia menyebutkan, sampai saat ini belum dapat memastikan kapan akan berakhirnya erupsi Gunung Sinabung itu, karena saat ini status gunung tersebut masih tetap bertahan level "Awas" dan masyarakat yang berada dibawah radius 5 Km harus mengungsi.
"Rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), bahwa warga yang tinggal di radius 5 Km dari kawah Gunung Sinabung harus pindah demi keamanan dan keselamatan masyarakat," ujarnya.
Jhonson mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo, saat ini terus mematau pengungsi yang berada di lokasi penampungan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka, makanan dan anak-anak yang bersekolah.
Dia menjelaskan, meskipun terjadinya erupsi Gunung Sinabung beberapa bulan ini, namun tidak mengganggu proses belajar dan mengajar anak sekolah tersebut.
"Anak-anak pengungsi itu, tetap dapat belajar seperti biasanya di SD,SMP dan SMA yang terdekat dari lokasi penampungan mereka, hal ini merupakan kebijakan Pemkab Karo melalui Dinas Pendidikan," ucap Johonson.
31 Lokasi Penampungan
Data yang diperoleh di Posko Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung, Kabanjahe, jumlah tempat penampungan di kota tersebut sebanyak 31 lokasi. Beberapa diantaranya, Los Tiga Binanga, GBKP Payung dan Masjid Agung Kabanjahe.
Kemudian, Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamic Center, Los Tanjung Mbelang dan Los Tanjung Pulo.
Para pengungsi tersebut berasal dari 23 desa dan dua dusun di Kabupaten Karo, seperti Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kuta Rakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung.
Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin, Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level Siaga menjadi Awas terhitung mulai Minggu (24/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai empat km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius lima kilometer dari kawah Gunung Sinabung diminta mengungsi. (M034)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013