Medan, 27/9 (Antara) - Jumlah pemilih loyal dan fanatik Partai Persatuan Pembangunan yang umumnya telah berusia lanjut semakin menurun sehingga dikhawatirkan dapat menurunkan peraihan suara dalam Pemilihan Umum 2014.

"Pemilih loyal PPP turun karena termakan usia," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa ketika membuka Musyawarah Kerja Wilayah PPP Sumut di Medan, Jumat.

Menurut Suharso, kondisi itu diperparah dengan keberadaan pemilih muda rasional yang belum terlalu mengenal PPP.

Untuk mengatasi hal itu, seluruh kader PPP harus fokus dalam mendekati masyarakat, terutama caleg di daerah pemilihannya masing-masing.

Secara konkret, seluruh kader harus dapat menyusun rencana kerja untuk mendekatkan dan semakin memperkenalkan PPP ke tengah masyarakat.

"Tanpa perencanaan, berarti anda tidak serius," katanya.

Seluruh kader, terutama caleg PPP harus menunjukkan militansi dengan "memaksakan diri" untuk memenangkan PPP "Bukan memaksa partai untuk memenangkannya," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat itu.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mendekati masyarakat dengan agenda yang hilang dari parpol selama ini yakni pendidikan politik.

Pendidikan politik yang dimaksud bukan menyuruh memilih PPP atau melarang untuk memilih parpol lain, melainkan mengajarkan tentang sistem pemerintahan yang ada.

Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang peranan dan kewenangan legislatif, termasuk dalam menentukan kebijakan pemerintah.

"(Pendidikan politik) itu belum terjadi sehingga pemahaman masyarakat terlalu minim," ujar Suharso.

Sebagai stimulan, pimpinan PPP. akan memberlakukan insentif bagi caleg yang tidak lolos sebagai legislatif tetapi memberikan sumbangsih suara dalam Pemilu.

"Artinya, semua suara akan ada harganya kalau jumlahnya diatas rata-rata," katanya tanpa menyebutkan nominal insentif tersebut. ***1*** (T.I023/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah) 28-09-2013 00:00:2

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013