Medan, 29/7 (Antara) - Kemajuan pembangunan yang dialami lima daerah di kawasan Tapanuli Bagian Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dinilai tidak sebanding dengan berbagai potensi sumber daya alam yang dimiliki.

"Kawasan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) itu kaya raya, tetapi konidisinya miskin, terutama infrastruktur," kata anggota Komisi D DPRD Sumut Tunggul Siagian di Medan, Senin.

Menurut Tunggul, pihaknya bersama Komisi D DPRD Sumut belum lama ini mengunjungi lima daerah di kawasan Tabagsel yakni Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal, dan Kota Padang Sidimpuan.

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menampung aspirasi daerah dalam penyusunan Perubahan APBD tahun 2013 dan Rancangan APBD tahun 2014.

Dalam kunjungan itu, pihaknya mengetahui jika lima daerah yang masuk dalam kawasan pantai barat Sumut tersebut sangat kaya dengan berbagai sumber daya alam.

Selain potensi perikanan dan kelautan, kawasan Tabagsel juga memiliki banyak sentrapertanian, pertambangan, perkebunan, dan berbagai lokasi wisata alam yang masih alami.

Namun sayangnya, potensi kekayaan alam yang dimiliki tersebut tidak sesuai dengan kemajuan yang dialami sehingga sebagian besar masyarakat tidak dapat mengalami nikmat pembangunan.

Politisi Partai Demokrat itu mencontohkan infrastruktur jalan yang banyak rusak, serta saluran irigasi, sanitasi, drainase yang masih peninggalan Belanda.

"Jadi, kita tidak tahu apa yang dibangun di sana sejak Indonesia merdeka," katanya.

Ia mengatakan, ketertinggalan kawasan Tabagsel tersebut cukup memprihatinkan karena banyak perantauan dari daerah itu yang berhasil dan menjadi tokoh di tingkat nasional.

Pihaknya mengharapkan tokoh-tokoh nasional dari Tabagsel tersebut dapat memberikan perhatian, terutama untuk membantu melalui aspek politik penganggaran.

"Jadi, jangan hanya datang ke daerah ketika pemilu saja," katanya.

Tunggul Siagian melihat adanya indikasi kawasan Tabagsel sengaja "dimiskinkan" meski memiliki sumber daya alam dan potensi yang sangat besar.

Indikasi itu dapat dilihat dari minimnya anggaran perbaikan infrastruktur jalan sebagaimana prosentase pengerjaan yang disiapkan Balai Besar Jalan Nasional I.

Pada tahun 2014, Balai Besar Jalan Nasional I mengalokasikan anggaran Rp2 triliun untuk perbaikan jalan di Sumut. "Namun kawasan Tabagsel hanya dapat Rp100 miliar atau lima persennya," katanya. ***1***
(T.I023/B/T. Susilo/T. Susilo)

Pewarta: Irwan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013