Jakarta, 21/8 (Antara) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dirinya tidak akan menoleransi aksi-aksi kekerasan di bulan Ramadhan, oleh elemen masyarakat mana pun.

"Posisi negara sangat jelas, posisi saya sangat jelas, kita tidak akan memberikan toleransi kepada siapa pun yang sekali lagi melakukan aksi-aksi kekerasan, tindakan perusakan, main hakim sendiri dan semua yang bertentangan dengan hukum dan aturan yang berlaku di negeri ini," kata Presiden kepada wartawan seusai menghadiri buka puasa bersama 5.000 lebih anak yatim di Jakarta International Expo, Minggu.

Untuk itu, Presiden telah memerintahkan kepada aparat Kepolisian untuk bertindak tegas, dan profesional, serta mampu mencegah terjadinya kerusuhan dan kekerasan yang lebih luas.

Presiden menegaskan dirinya mencermati perbincangan di media sosial terkait dengan isu bentrokan antara elemen Front Pembela Islam dengan masyarakat di Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Menurut Presiden, dirinya telah dilapori langsung kejadian tersebut baik oleh Kapolri Timur Pradopo maupun Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.

Presiden mengapresiasi langkah-langkah dan tindakan aparat kepolisian yang mampu meredam gejolak dan melokalisasi sehingga tidak meluas.

"Saya menilai apa yang dilakukan kepolisian waktu itu tepat dan akhirnya Alhamdullilah bentrokan tidak meluas. Saya juga menginstruksikan kepada Polri dan para penegak hukum lain untuk tidak menbiarkan kejadian seperti itu, hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horisontal dan dicegah untuk tidak ada elemen dari mana pun juga, termasuk FPI yang melakukan aksi-aksi kekerasan apalagi tindakan pengrusakan," kata Presiden.

Presiden mengimbau agar semua pihak menghormati bulan suci Ramadhan. Menurut dia, di bulan suci ini seharusnya dicegah tindakan -tindakan yang dapat membatalkan puasa, termasuk aksi-aksi kekerasan.

"Justru kita harus menahan diri mencegah tindakan yang membatalkan ibadah puasa itu sendiri, termasuk tindakan kekerasan, aksi perusakan dan main hakim sendiri," kata Presiden.

Menurut Presiden aksi-aksi kekerasan atas nama agama tidak bisa dibenarkan, apalagi mengatasnamakan agama Islam.

"Kalau yang diatasnamakan agama Islam, justru bertentangan dengan agama Islam. Islam tidak identik dengan kekerasan, Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan tindakan-tindakan perusakan, kalau ada elemen yang melakukan seperti itu, dan mengatasnamakan Islam, justru mencederai Islam, memalukan agama Islam," kata Presiden.

Presiden juga mengharapkan dukungan seluruh rakyat Indonesia guna menciptakan negeri yang tenteram, di mana masyarakatnya patuh pada pranata hukum, dan saling hormat menghormati. "Terlebih sekali lagi di bulan suci Ramdhan ini," kata Presiden. ***1***
Kaswir

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013