Balige, Sumut, 19/6 (Antarasumut) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Toba Samosir ( Tobasa), Sumatera Utara, menyatakan kesiapan dalam membantu kelompok kerja wisata lokal “IAS” untuk membersihkan perairan Danau Toba, agar wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut merasa semakin nyaman.
“Kami mendukung penuh program kegiatan IAS untuk melakukan aksi kebersihan pada  Rabu (19/6) di kawasan objek wisata Lumban Silintong, Kecamatan Balige,” kata Kepala Disbudpar Tobasa, Ultri Sonlahir Simangunsong di Balige, Rabu.
Peran aktif dan dukungan masyarakat, menurut dia, sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pembenahan kawasan permukaan Danau Toba, termasuk pembersihan eceng gondok di sekitar danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara itu.
Sesuai surat permohonan “IAS” Local Working Group (LWG) Toba Samosir nomor 002/Ext/IAS/2013 tanggal 11 Juni 2013 perihal aksi kebersihan yang mereka lakukan, pihak Disbudbar setempat menyatakan komitmen untuk mendukung sepenuhnya kegiatan tersebut.
Ultri menyebutkan, aksi kebersihan yang dilakukan IAS, akan menjadi awal yang baik menggalang keterpaduan para pemangku kepentingan dalam mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten berpenduduk   205.331  jiwa yang terletak di bagian tengah provinsi Sumatera Utara itu.
“Program kegiatan yang diselenggarakan IAS tersebut, kiranya dapat memberi inspirasi baru dan berkelanjutan, sehingga kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara semakin meningkat ke Toba Samosir,” katanya.
Ketua LWG IAS Toba Samosir, Sebastian Hutabarat menyebutkan, kelompok kerja lokal yang terbentuk Jumat (17/5) Mei itu diinisiasi Kementrian Pariwisata dan memiliki komitmen mempromosikan keindahan danau Toba sebagai salah satu wilayah Destination Managemen Organitation (DMO) di Sumatera Utara.
DMO Toba dan sekitarnya, termasuk satu di antara 29 lokasi daya tarik wisata di Indonesia yang menjadi fokus promosi Kemenparekraf dalam rangka memacu pertumbuhan jumlah wisatawan serta mendorong agar destinasi maupun ekonomi industri kreatif lokal dapat mendunia.
Sebastian menyebutkan, selain mengajak masyarakat ikut berperan membersihkan kawasan danau dari tumpukan sampah dan tumbuhan pengganggu eceng gondok, pihaknya juga aktif mengkampanyekan tentang pentingnya mempertahankan kelestarian Danau Toba.
Salah satu upaya menjaga kelestarian Danau Toba adalah dengan cara tidak membuang sampah dan limbah cair ke danau terbesar di Asia itu.
Pemberian nama IAS, kata dia, merupakan singkatan dari “Inganan Asa Sonang”. Dalam bahasa Batak IAS bermakna 'bersih', Inganan (tempat) Asa (supaya) Sonang (senang, bahagia).
“Kita berniat, kehadiaan IAS akan membuat Danau Toba kembali bersih, dan orang orang di dalamnya juga makin IAS, bersih secara jasmani dan rohani,” ujar Sebastian. (IN)

Pewarta: Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013