Cilacap, 7/6 (Antara) - Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan Eko Nugroho Rotorasiko mengaku pernah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal saat kuliah di Amerika Serikat.
"Saya kerja di restoran, cuci piring dan mengepel, sebagai TKI ilegal untuk menambah biaya kuliah," katanya pada sosialisasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat malam.
Di hadapan ribuan warga yang memadati Lapangan Maos itu, Taufan menceritakan selepas dari SMA di Semarang, dia melanjutkan studi Sistem Informatika Komputer ke AS di Strayer College, Washington DC, AS dan orangtuanya hanya bisa membiayai kuliahnya hingga tahun pertama sedangkan kuliah di tempat itu hingga empat tahun.
Ia lulus pada 1996 dengan meraih predikat summa cum laude dan melanjutkan hingga meraih gelar sarjana dari Strayer College pada Juni 1998.
"Namun setelah lulus kuliah, saya menjadi TKI legal setelah mendapat tawaran bekerja di AS pada perusahaan telekomunikasi," katanya.
Ia bekerja di AS sampai 2002 dan kembali ke Tanah Air mengimplementasikan pengalaman bekerjanya di luar negerim
Anak menantu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar itu kini menjadi pimpinan sejumlah perusahaan grup Bakrie.
Taufan mengatakan bisa bekerja ke luar negeri merupakan pengalaman yang luar biasa.
"Jangan takut untuk mengubah nasib dengan bekerja ke luar negeri," kata Taufan yang juga menjadi calon anggota DPR RI untuk Pemilu 2014.
Ia berterima kasih kepada BNP2TKI yang telah memfasilitasi secara baik warganegara yang berkeinginan bekerja ke luar negeri.
Ia berharap pemerintah semakin baik dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI supaya lebih berkualitas dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaaan bagi mereka yang telah kembali ke Tanah Air.
"Saya sangat bangga banyak mantan TKI menjadi wirausahawan sukses," katanya.(B009)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Saya kerja di restoran, cuci piring dan mengepel, sebagai TKI ilegal untuk menambah biaya kuliah," katanya pada sosialisasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat malam.
Di hadapan ribuan warga yang memadati Lapangan Maos itu, Taufan menceritakan selepas dari SMA di Semarang, dia melanjutkan studi Sistem Informatika Komputer ke AS di Strayer College, Washington DC, AS dan orangtuanya hanya bisa membiayai kuliahnya hingga tahun pertama sedangkan kuliah di tempat itu hingga empat tahun.
Ia lulus pada 1996 dengan meraih predikat summa cum laude dan melanjutkan hingga meraih gelar sarjana dari Strayer College pada Juni 1998.
"Namun setelah lulus kuliah, saya menjadi TKI legal setelah mendapat tawaran bekerja di AS pada perusahaan telekomunikasi," katanya.
Ia bekerja di AS sampai 2002 dan kembali ke Tanah Air mengimplementasikan pengalaman bekerjanya di luar negerim
Anak menantu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar itu kini menjadi pimpinan sejumlah perusahaan grup Bakrie.
Taufan mengatakan bisa bekerja ke luar negeri merupakan pengalaman yang luar biasa.
"Jangan takut untuk mengubah nasib dengan bekerja ke luar negeri," kata Taufan yang juga menjadi calon anggota DPR RI untuk Pemilu 2014.
Ia berterima kasih kepada BNP2TKI yang telah memfasilitasi secara baik warganegara yang berkeinginan bekerja ke luar negeri.
Ia berharap pemerintah semakin baik dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI supaya lebih berkualitas dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaaan bagi mereka yang telah kembali ke Tanah Air.
"Saya sangat bangga banyak mantan TKI menjadi wirausahawan sukses," katanya.(B009)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013