Dalam setiap kesempatan kami mau melakukan apa saja pasti bersilahturahmi ke Mbah Moen, minta nasehat dan arahannya, beliau seperti kitab hidup yang berjalan
Jakarta (ANTARA) - Keluarga besar organisasi Islam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berduka atas wafatnya KH Maimun Zubair yang wafat di Makkah, almahum dikenal ketokohannya sebagai sosok ulama besar tempat bertanya, pemberi nasehat layaknya kitab hidup yang berjalan.

"Dalam setiap kesempatan kami mau melakukan apa saja pasti bersilahturahmi ke Mbah Moen, minta nasehat dan arahannya, beliau seperti kitab hidup yang berjalan," kata Ketua PBNU Marsyudi Suhud kepada Antara saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menag sebut KH Maimun "Mbah Moen" Zubair sosok guru dan penuntun
Baca juga: Cerita Mahfud MD sempat dibisiki KH Maimun "Mbah Moen" Zubair


Marsyudi mengatakan Mbah Moen selalu menjadi rujukan bagi PBNU maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait persoalan apa saja yang menyangkut urusan berbangsa dan beragama.

"Kyai-kyai, ulama-ulama di Indonesia mau NU, MUI itu rujukanya beliau (Mbah Moen) ada urusan apa saja, itu rujukan yang ditanya terakhir kepada beliau," kata Marsyudi.

Ia mencontohkan sikap-sikap yang ditunjukkan Almarhum Mbah Moen semasa hidupnya adalah sosok yang 'jembar' (lapang dada), jembar' perasaannya, 'jembar' pemikirannya.

Ketika ada persoalan yang dihadapi para ulama dan para pengurus PBNU akan datang meminta nasehat dan Mbah Moen akan langsung memberikan solusi dan jalan keluar disertai contoh-contohnya.

Marsyudi mengisahkan tentang sikap kebangsaan yang disampaikan oleh Mbah Moen ketika mereka datang bersilahturahmi.

Almarhum menyampaikan : "Sudah Indonesia ini sudah Darussalam, negara damai kita tidak usah ganti-ganti sistem yang belum tentu baik, tinggal jalani saja, kalau kurang kurang sedikit dibenerin. Inilah tempat lahir dan hidup kita urusin Insyaallah semuanya sudah mengikuti perintahnya Allah."

"Begitu pesan beliau itu enteng ringan tapi didengerin mantep di hati," kata Marsyudi mengulang pesan almarhum.

Marsyudi juga mengatakan Almarhum Mbah Moen menjadi rujukan para ulama dan KH bila untuk bertanya bila terjadi situasi-situasi panas seperti Pilpres dan politik lainnya.

"Selalu kalau ada situasi panas Mbah Moen jadi pintu terakhir untuk bertanya. Dan beliau aman mencarikan solusi dan contoh-contoh seperti yang dilakukan Rasulullah," kata Marsyudi.

Ulama kharismatik Kiai Haji Maimoen "Mbah Moen" Zubair asal Rembang, Jawa Tengah, wafat di Mekkah, Arab Saudi, pada pukul 04.17 waktu setempat.

Baca juga: Dua rencana lokasi pemakaman Mbah Moen
Baca juga: Mardani Ali Sera kenang kebijakan KH Maimun "Mbah Moen" Zubair

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019