Pengiriman sapi potong dari Malut keluar daerah seperti ke Sulawesi dan Kalimantan belakangan ini sepertinya tidak terkendali lagi dan dampaknya sudah mulai dirasakan, terutama di Ternate
Ternate (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Sapi dan Kerbau (Apsaku) Maluku Utara (Malut) mengkhawatirkan akan terjadinya kelangkaan stok daging sapi di daerah ini jika pengiriman sapi potong keluar daerah tidak dikendalikan.

"Pengiriman sapi potong dari Malut keluar daerah seperti ke Sulawesi dan Kalimantan belakangan ini sepertinya tidak terkendali lagi dan dampaknya sudah mulai dirasakan, terutama di Ternate," kata Ketua Apsaku Malut Ibrahim Hamid di Ternate, Minggu.

Para pedagang daging sapi di Ternate yang sebelumnya bisa memotong sapi 12 ekor per hari, kini paling banyak 8 ekor per hari akibat kurangnya pasokan menyusul banyaknya sapi yang dikirim keluar daerah.

Menurut dia, kalau pengiriman sapi keluar daerah tidak dikendalikan dikhawatirkan pasokan sapi untuk kebutuhan lokal akan terus berkurang yang pada gilirannya akan mengakibatkan kelangkaan.

Kalau sudah terjadi kelangkaan otomatis harga daging sapi di pasaran yang selama ini bertahan Rp120 ribu per kg akan melonjak, terutama saat hari besar keagamaan seperti lebaran Idul Adha, yang pada gilirannya akan mendorong tingginya angka inflasi di daerah ini.

Oleh karena itu, Ibrahim Hamid mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk mengendalikan pengiriman sapi keluar daerah bahkan kalau bisa khusus untuk menghadapi hari besar keagamaan tidak boleh ada pengiriman agar kebutuhan lokal tidak terganggu.

Pemda tidak bisa hanya melihat jumlah populasi sapi potong di Malut di atas kertas, karena walaupun jumlahnya banyak namun biasanya masyarakat mau menjual ternaknya jika membutuhkan uang, sementara kebutuhan daging sapi di pasaran harus ada setiap hari.

Data dari Balai Karantina Pertanian Malut menyebutkan pengiriman sapi potong dari Malut keluar daerah hingga Juli 2019 mencapai sekitar 2.500 ekor meningkat jika dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai sekitar 1.500 ekor.

Dinas Pertanian Malut sebelumnya menyebutkan potensi produksi sapi potong Malut setiap tahunnya sekitar 10.000 ekor, 5.000 ekor di anaranya untuk kebutuhan lokal dan 5.000 selebihnya untuk memenuhi permintaan dari daerah lain seperti Sulawesi dan Kalimantan.

Baca juga: Pemprov Malut diminta tidak halangi masuknya daging sapi beku

 

Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019