Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj resmi menerima selebriti Deddy Corbuzier dalam keanggotaan Nahdlatul Ulama pada Istigasah, di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Rabu.

"Gus Deddy hari ini resmi diterima menjadi anggota Nahdlatul Ulama," kata KH Said Aqil.

Selain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, acara tersebut juga dihadiri Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Yogyakarta Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).

"Dulu yang hadir istigasah yang tua-tua, sekarang penuh dengan pemuda. Ini enggak tahu gara-gara Gus Miftah atau Gus di sebelahnya ini," kata Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU Bukhori Muslim, di Jakarta, Rabu.

Istigasah dimulai sekitar pukul 19.00 WIB dengan melantunkan doa dan shalawat yang meminta pertolongan pada Allah SWT agar dihilangkan atau terlepas dari bala bencana.

Gus Miftah tiba didampingi Deddy Corbuzier sekitar pukul 21.03 WIB dengan pengawalan ketat dari Banser NU.

Deddy Corbuzier mengucapkan terima kasihnya telah disambut dengan meriah sebagai bagian anggota NU.
Baca juga: Deddy Corbuzier dapat nama Islami dari Ma'ruf Amin

Ia menyatakan pula sangat bangga sudah menjadi mualaf, namun kadang Deddy merasa takut dengan warganet.

"Pernah sekali saya ditanya bagaimana anak saya (Azka) setelah saya masuk Islam, saya takut karena katanya kalau anak saya tidak masuk Islam yang dosa ayahnya," ujar Deddy.

Deddy menyampaikan keresahannya itu, di depan ribuan orang yang datang ke sana, disaksikan pula oleh KH Said Aqil Siradj.

"Kalau kamu ingin membawa orang menikmati keindahan Islam. Jangan buat mereka takut," ujar Deddy.

KH Said Aqil Siradj mengatakan ada dua prinsip dalam Nahdlatul Ulama yaitu moderat dan toleran. Keduanya tidak terwujud,menurut dia lagi, kalau tidak didasari intelektual berbasis akhlak. "Toleransi tidak terwujud tanpa intelektual yang berakhlakul karimah atau akhlak mulia," ujar Said

Said Aqil mengutip ayat dalam Al-Quran yang mengatakan jangan kamu mencaci maki orang yang tidak menyembah Allah, nanti mereka mencaci maki Allah.

"Demikian Allah telah memberikan kepada masing-masing umat dan bangsa, kebiasaannya budayanya untuk saling menghormati," ujar Said Aqil.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019