Banjarmasin (ANTARA) - Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga bermitra kerja dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi setempat mengharapkan, bencana kabut asap di wilayahnya jangan sampai terulang.

"Oleh sebab itu, kami menanggapi positif dan mendukung seruan atau imbauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia," ujar Wakil Ketua Komisi I DPRD Kalsel H Suripno Sumas SH MH di Banjarmasin, Rabu.

"Saya kira tepat sekali seruan Kementerian KLHK yang menyeru kepada semua pihak agar waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)," lanjut pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjawab Antara Kalsel.

Pasalnya, menurut mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalsel tersebut, berdasarkan pengalaman selama ini, Karhutla penyebab utama dari bencana kabut asap.

"Karenanya selain mewaspadai secara dini terhadap Karhutla, yang tidak kalah penting yaitu penanggulangan sesegera dan seefektif mungkin, agar tidak menimbulkan musibah atau masalah yang lebih besar," tutur alumnus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.

Sebagai contoh sebab akibat dari bencana kabut asap, kesehatan masyarakat menjadi terganggu, serta bisa berdampak kelumpuhan perekonomian daerah setempat, lanjut Suripno yang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kalsel pada Pemilu 2019.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu mengapresiasi terhadap usaha pemerintah provinsi (Pemprov) setempat bersama jajaran instansi lain seperti TNI dan Kepolisian yang berhasil meminimalkan Karhutla dan kabut asap selama dua tahun terakhir ini.

"Begitu pula kita mengapresiasi kepada warga masyarakat serta perusahaan yang tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, baik untuk berladang atau buat keperluan apapun," demikian Suripno Sumas.

Sebelumnya pada tahun ini juga, Kementerian LHK menyerukan atau mengimbau semua pihak agar waspada terhadap Karhutla supaya bencana kabut asap seperti Tahun 2015 jangan sampai terulang.

Persoalannya, bencana kabut asap Tahun 2015, bukan cuma mengganggu masyarakat setempat, tetapi berdampak negatif hingga ke negeri Jiran, seperti Singapura dan Malaysia, serta menimbulkan protes negara-negara lain.

Pewarta: Sukarli/Syamsuddin Hasan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019