Kondisi udara Jakarta yang demikian berbahaya bagi kesehatan khususnya jantung dan paru-paru. Warga Jakarta direkomendasikan untuk menghindari aktivitas luar ruang yang terlalu banyak
Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara wilayah Pejaten Barat, Jakarta Selatan, paling tidak sehat se-DKI Jakarta berdasarkan data pantauan pada laman AirVisual, Senin siang pukul 13.00 WIB.

Angka indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) di wilayah tersebut mencapai 185 dengan konsentrasi partikulat PM2.5 pada angka 121,2 mikrogram per meter kubik.

Menyusul di bawahnya, ada Pegadungan dan Mangga Dua Selatan di Jakarta Barat dengan angka sama sebesar 176, dengan konsentrasi partikulat PM2.5 sebesar 103,3 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Senin siang, partikel udara Jalan MH Thamrin Jakarta berstatus sedang

Sementara itu, kualitas udara wilayah Jakarta secara merata juga tidak kalah buruknya. Tercatat angka AQI 176 dengan kadar partikulat PM2.5 di udara sebanyak 103,3 mikrogram per meter kubik.

Dengan angka indeks kategori tidak sehat tersebut, Jakarta bertahan di peringkat pertama kota dengan kualitas udara paling tidak sehat di dunia. Disusul oleh kota Dubai, Uni Emirat Arab, yang mempunyai angka AQI 155.

Baca juga: Jakarta masih 'juara' kualitas udara buruk dunia

Kondisi udara Jakarta yang demikian berbahaya bagi kesehatan khususnya jantung dan paru-paru. Warga Jakarta direkomendasikan untuk menghindari aktivitas luar ruang yang terlalu banyak.

Penggunaan masker dalam berkegiatan di luar ruang juga akan membantu menyaring partikel polutan yang sangat kecil terhirup ketika bernapas.

Baca juga: Potret Ibu Kota dan kesadaran warganya hadapi kepungan polusi udara

Pewarta: Suwanti
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019