Bandung (ANTARA) -
Ketua Umun Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia Raja Sapta Oktohari mengakui jika selama empat tahun terakhir prestasi atlet Indonesia untuk disiplin trek dan road race belum sebaik BMX dan Downhill.

"BMX kita sudah bisa mencetak juara Asia. Begitu juga dengan downhill yang sudah sukses merebut emas Asian Games. Begitu juga dengan Paracycling, kita sudah bisa merebut emas. Makanya road harus kita kejar," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu.

Menurut dia, jika dirinya kembali terpilih menjadi Ketua Umum PB ISSI periode 2019-2023 pada Musyawarah Nasional (munas) pihaknya akan berusaha memaksimalkan hal tersebut. Apalagi Indonesia saat ini telah memiliki velodrome standar internasional dan keberadaannya sudah diakui dunia.

Baca juga: Raja Sapta Oktohari tunggu penetapan jadi Ketua ISSI periode kedua
Baca juga: Didukung mayoritas suara, Okto maju jadi calon bos ISSI lagi


"Itu menjadi PR (pekerjaan rumah) besar untuk dikerjakan lebih serius lagi. Apalagi kita juga ditunjuk oleh UCI untuk menggelar satelite training. Ini adalah peluang kita untuk mengejar ketertinggalan di trek," katanya.

Meski dinilai belum maksimal, prestasi atlet Indonesia pada disiplin trek terbilang cukup bagus. Bahkan salah satu pebalap putri yaitu Crismonita Dwi Putri mampu lolos ke kejuaraan dunia. Sebelumnya pebalap asal Jawa Timur itu beberapa kali menjadi juara di beberapa kejuaraan di level Asia.

Baca juga: Elga kawal Crismonita kejar poin Olimpade Tokyo di China

Selain terus meningkatkan kemampuan pebalap, Okto menjelaskan jika pihaknya bersama PB ISSI akan terus mendatangkan kejuaraan internasional di Indonesia. Tidak hanya level Asia, namun level dunia seperti World Championship maupun World Cup.

Pernyataan Okto didukung penuh oleh pengurus PB ISSI Roni Fauzan. Pria yang akrab dipanggil Oni itu menjelaskan memang sudah saatnya Indonesia mampu bersaing dengan negara tetangga terutama di disiplin trek dan road race.

"Malaysia saja sudah punya juara dunia (Azizulhasni Awang). Makanya kita harus mengejar. Memang semuanya butuh proses. Dan itu sudah kita buktikan. Asian Games kita bisa meraih emas meski persiapan tidak panjang," katanya.

Ke depan, kata dia, Indonesia harus mampu banyak mengirimkan atlet ke olimpiade karena hingga saat ini baru satu pebalap yang sukses turun pada kejuaraan terbesar sejagad itu, yakni atlet BMX Toni Syarifudin yang mendapatkan kesempatan langka itu pada Olimpiade Rio 2016 di Brasil.

Baca juga: Jabatan akan berakhir, Okto laporkan kegiatan ke UCI

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019