Jakarta (ANTARA) - Jakarta (ANTARA) - Atlet bulu tangkis tuna rungu Ilyas Rachman terobsesi membalas kekalahan atas Sokhzod Gulomzoda dari Rusia yang menjegal Indonesia dalam perempat final Open World Deaf Badminton Championships 2019 di Taiwan pada 15 Juli 2019.

"Gulomzoda akhirnya menjadi juara pertama setelah mengalahkan saya di babak perdelapan final Open. Saya ingin sekali bertemu lagi dengan dia di lain kesempatan," kata Ilyas yang diterjemahkan melalui bahasa isyarat oleh ibunya, Andriany Trilestary, di Karawang, Rabu siang.

Pada pertandingan di Taipei Gymnasium itu atlet asal Malang ini menyerah 21-16, 21-16 kepada Sokhzod.

Pelajar kelas 3 SMK 2 Malang itu kalah karena sebelum laga tersebut stamina dia sudah terkuras habis ketika memenangkan tiga emas secara berturut-turut pada kelas youth nomor ganda putra, ganda campur, dan tunggal putra Senin (15/7).

Ilyas mengalahkan atlet Hongkong Lau Ch pada final tunggal putra dengan 21-19 dan 21-15. Dia juga merebut gelar juara ganda putra bersama Salim Mandek setelah mengalahkan pasangan  India Anand/Kusghara 18-21, 21-14, dan 22-20, dalam final.


Baca juga: Peraih emas World Deaf Championships ingin rasakan smes Ginting

Terakhir, dia dan  Dzakiya Amalia Ma'ruf (17) merebut gelar juara ganda campuran melawan pasangan India Hkt Anand/Jelin yang takluk 21-18 dan 22-20. 

"Jeda istirahatnya singkat. Saya harus tampil marathon dari nomor ke nomor. Saat tampil di babak delapan besar, stamina saya habis. Saya kelelahan," kata Ilyas.

Ilyas harus tampil dengan telapak kaki memar saat berjuang merebut emas keempat pada ajang yang diikuti oleh 27 negara dunia itu, ketika melawan Sokhzod.


"Telapak kaki saya memar saat ketekuk karena gagal fokus di ganda campur. Tapi kelelahan adalah faktor utamanya," kata pria penghobi lengkeng madu itu.

Atlet yang dilatih Gesha Salo ini berharap bisa bertemu kembali dengan Sokhzod Gulomzoda pada Asia Pacific Deaf Lympic, 1-11 November 2019, di Hongkong.


Baca juga: Sosok ibu dibalik kesuksesan Ilyas taklukan pentas dunia

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019