Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Upaya pemadaman kebakaran hutan di lereng Gunung Panderman kurang lebih seluas 17,7 hektare yang terbakar sejak Minggu (21/7) malam terhambat medan yang cukup berat dan curam.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan bahwa penanganan dilakukan pada beberapa titik, dan sebatas pemantauan, serta membuat sekat agar kobaran api tidak meluas.

"Penanganan pada beberapa titik hanya sebatas memantau dan membuat sekat, agar api tidak merembet, dikarenakan medan yang curam," kata Rochim, di Kota Batu, Jawa Timur, Senin.

Kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan upaya pemadaman akibat curamnya medan tersebut, membuat Tim Gabungan Pemadaman Kebakaran Hutan Gunung Panderman menggunakan teknik bakar balik. Teknik bakar balik adalah upaya lokalisasi api di suatu titik dengan cara membakar semak-semak yang bertujuan menghentikan rambatan api pada titik tersebut.

Rochim menjelaskan, selain curamnya medan di lereng Gunung Panderman tersebut, tidak semua personel yang dikerahkan untuk memadamkan api memiliki peralatan yang memadai, terutama peralatan pelindung diri.

"Tidak semua personel yang dikerahkan membawa peralatan yang memadai, terutama alah pelindung diri standar," ujar Rochim.

Pemerintah Kota Batu telah memberikan pengarahan kepada Tim Gabungan Pemadaman Kebakaran Hutan Gunung Panderman. Kondisi terakhir, api yang membakar puncak Gunung Panderman sudah bisa dikendalikan, namun masih meninggalkan bara.

Rochim menambahkan, dengan masih adanya bara api tersebut, diperlukan langkah pembasahan supaya api bisa benar-benar padam dan tidak lagi berpotensi menyulut kebakaran. Jika metode pembasahan tidak memungkinkan untuk dilakukan, bisa dilakukan pencangkulan untuk memadamkan bara api.

Selain itu, terdapat metode lain untuk mencegah merembetnya api ke area lainnya, yakni ilaran api. Metode tersebut adalah jalur bersih yang dibuat dengan cara membersihkan vegetasi dan mengeruk sampai tanah mineral untuk menahan perambatan api.

"Namun, dibutuhkan personel yang banyak bila menggunakan metode ilaran ini," kata Rochim.

Selain itu, dalam upaya untuk memadamkan api yang mulai terdeteksi pada Minggu (21/7) kurang lebih pukul 19.45 tersebut, memerlukan peralatan standar untuk personel, termasuk tambahan logistik.

Gunung Panderman memiliki ketinggian 2.045 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Pada saat terjadi kebakaran, seluruh pendaki berhasil turun dari puncak Gunung Panderman, Minggu (21/7) kurang lebih pukul 22.00 WIB.

Dua pendaki terakhir yang turun ke Pos Pantau Gunung Panderman adalah Much. Adnan Fanani dan Firgiawan Listanto yang berasal Kabupaten Mojokerto.

Baca juga: Kebakaran landa lereng Gunung Panderman
Baca juga: Upaya pemadaman lereng Gunung Panderman dilakukan Senin


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019