kita akan inventarisasi dulu berapa jumlah kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi masalah kekeringan ini
Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan status siaga darurat kekeringan menyusul kejadian kekeringan yang melanda masyarakat di sebagian wilayah Bantul karena dampak musim kemarau 2019.

"Terkait dengan penetapan status siaga darurat kekeringan di Bantul, surat sudah kita dapatkan seminggu yang lalu, dan sebagai tindak lanjut penetapan surat siaga darurat Bupati tentu saja kita akan mencoba mengajukan bantuan anggaran," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Senin.

Dia mengatakan, pihaknya akan segera mengusahakan dengan membuat proposal kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membuat perbaikan sumur-sumur yang sudah dibangun oleh masyarakat yang banyak mengalami kerusakan terutama mesinnya.

Selain itu, kata dia, akan berusaha mengusulkan anggaran untuk perbaikan jaringan-jaringan dan saluran rumah masyarakat yang saat ini sudah banyak yang mengalami kerusakan dan tidak berfungsi karena dampak kemarau panjang tahun ini.

"Ini yang akan kita usahakan, dengan demikian kita akan inventarisasi dulu berapa jumlah kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi masalah kekeringan ini, karena bertambahnya wilayah terdampak kekeringan ini akibat banyaknya sumur masyarakat yang sudah mulai rusak," katanya.

Oleh karena itu, BPBD akan mengajukan kebutuhan sebab sudah ada tawaran dari pemerintah pusat dalam hal ini BNPB untuk segera mengajukan terkait bantuan untuk mengatasi masalah kekeringan. "Yang penting sudah ada penetapan siaga darurat dari Bupati Bantul," katanya.

Dwi mengatakan, penetapan status siaga darurat kekeringan ini karena kejadian kekeringan tersebut sudah bisa diprediksi dan sudah dialami beberapa wilayah di Bantul, apalagi informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan bahwa musim kemarau tahun ini berlangsung panjang.

"Tentu saja kita akan melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi permasalahan ini supaya tidak meluas ke berbagai wilayah yang lain, salah satunya untuk pipanisasi dan perbaikan sumur-sumur yang sudah ada," katanya.

Dia mengatakan, status siaga darurat kekeringan berlaku per Juli sejak surat diterbitkan Bupati sampai dengan Oktober.

"Kalau prediksi (kemarau) sampai akhir Agustus, namun dimungkinkan masih bisa mengalami kekeringan lebih panjang lagi," katanya.

Baca juga: BNPB umumkan provinsi terdampak kekeringan
Baca juga: Lima desa di Temanggung alami kekeringan
Baca juga: BPBD: Hujan di Tasikmalaya belum berdampak dalam atasi kekeringan

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019