Setidaknya, membutuhkan lahan seluas 30 ribu hektare
Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat segera menindaklanjuti rencana investasi perkebunan pala yang ingin dilakukan pengusaha dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dengan menyiapkan lahan.

"Ini harus ditangkap baik, ini peluang. Tidak mudah mendapatkan investasi sebesar Rp 2 triliun seperti yang ditawarkan Ketua Hipmi pusat bapak Bahlil Lahadalia," kata Asisten II Bidang Kesejahteraan dan Pembangunan Setda Papua Barat, Melkias Werinussa di Manokwari, Senin.

Pada pembukaan Diklatda Hipmi Provisni Papua Barat di Manokwari, pekan lalu, Bahlil, menyatakan bahwa dia bersama mitranya siap mendorong investasi sebesar Rp2 triliun di bidang perkebunan pala di Kabupaten Fakfak dan Kaimana.

Setidaknya, membutuhkan lahan seluas 30 ribu hektare untuk pengembangan salah satu komoditas unggulan Papua Barat tersebut.

Pada kegiatan yang dihadiri Wakil Gubernur Papua Barat ia berharap, pemerintah daerah segera mengupayakan penyediaan lahan agar investasi segera dimulai.

"Pemprov Papua Barat dalam waktu dekat akan menggelar rapat. Itu sekaligus akan membahas rencana kerja sama perdagangan dengan beberapa negara di kawasan Pasifik," kata Melkias.

Fakfak dan Kaimana, lanjut Melkias, memiliki potensi cukup besar untuk komoditas buah pala. Selama ini, komoditas tersebut sudah diperdagangkan hingga ke negara-negara Eropa.

Pemprov Papua Barat melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikuktura dan Perkebunan sejak tahun lalu sudah memulai mengembangkan perkebunan pala di dua kabupaten tersebut. Pihaknya berharap, rapat yang akan melibatkan beberapa instansi teknis ini bisa melahirkan rencana aksi untuk menangkap seluruh peluang.

"Kami provinsi tentu harus berkoordinasi dengan kabupaten, apalagi menyangkut penyiapan lahan. Mudah-mudahan pekan ini rapat sudah bisa dilaksanakan," kata dia lagi.

Dia menambahkan, pengembangan sektor perkebunan saat ini sedang menjadi fokus Pemprov Papua Barat. Selain pala, komoditas lain seperti kakao dan kopi pun kini sedang garap.

"Untuk kakao fokusnya sekarang di Manokwari dan Manokwari Selatan. Ini perkebunan masyarakat, Sementara kopi di Pegunungan Arfak," ujarnya lagi.*



Baca juga: HIPMI tawarkan investasi Rp 2 triliun pengembangan pala Papua Barat
Baca juga: HIPMI akan dongkrak jumlah pengusaha baru di Indonesia

Pewarta: Toyiban
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019