Mataram (ANTARA) - Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak RI, mengajak masyarakat Indonesia, termasuk para orang tua di Nusa Tenggara Barat untuk mulai mengurangi ketergantungan anak pada gadget dan lebih banyak mengajak anak bermain bersama di luar dengan permainan tradisional yang ada dan berkembang di daerah masing-masing.

"Mulai sekarang, kepada masyarakat, ayah dan bunda untuk lebih banyak mengajak anak bermain di luar, dengan mempopulerkan kembali permainan tradisional," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, pada acara perayaan Hari Anak Nasional Provinsi NTB 2019, sekaligus launching Gerakan #JamMainKita, di Mataram, Kamis.

Menurutnya, gerakan #JamMainKita bertujuan untuk membuat anak-anak bisa senang kembali bermain di luar rumah, tidak saja bermain gadget di dalam ruangan dan lainnya, tapi bisa lebih banyak memainkan permainan tradisional bersama anak lain di luar rumah.

Sebab, permainan tradisional oleh banyak ahli telah diteliti manfaatnya sangat besar dan positif untuk perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak, psikososial, senang bergaul, berteman, bekerja sama dan sebagainya.

"Mohon ini bisa menjadi kegiatan yang bisa terus dikembangkan sampai tingkat RT dan RW. Mudah-mudahan habis kegiatan ini, para bupati dan wali kota bisa menganjurkan seluruh RT dan RW melalui lurah membiasakan anak lebih banyak bermain permainan tradisional, bahkan kalau bisa dilombakan," ujarnya.

Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, menyatakan untuk mendidik anak perlu kebersamaan orang sekampung. Artinya, dibutuhkan peran serta seluruh masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan bermain gadget.

"Semua harus rukun, jadi jangan sampai tidak rukun mendidik anak, supaya anak tidak lebay dengan senang bermain, sehingga kecerdasan dan kesehatannya juga bisa berkembang," ucap Kak Seto.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Kak Seto, harus bisa dimulai dari para orang tua (ayah dan bunda). Supaya mulai sekarang bisa mengurangi bermain gadget, jangan hanya anak, ayah dan bunda juga harus berani ke luar dari rumah meninggalkan gadget sebagai teladan, presiden sudah, menteri, gubernur, bupati, wali kota, camat, lurah, RT, RW juga harus mengikuti. Karena dengan begitu, orang tua bisa bebas bermain dengan putra putri tercinta, bermain bersama keluarga minimal seminggu sekali.

Seto Mulyadi menambahkan, permainan tradisional adalah warisan nenek moyang yang sangat berharga, bahkan di dunia internasional, setiap bulan November di Jepang mengadakan festival permainan tradisional yang diikuti berbagai negara, dan ini tentu tidak ada salahnya mempopulerkan kembali permainan tradisional yang telah ada sejak berabad abad.

Sementara Gubernur NTB, H Zulkiflimansyah, mengapresiasi gerakan JamMainKita. Bahkan, Doktor Zul sapaan akrab Gubernur NTB ini, menegaskan JamMainKita bisa menjadi awal untuk kembali mengajak anak lebih banyak bermain di luar dengan permainan tradisional yang sangat positif bagi tumbuh kembang anak, dan mendorong kepekaan sosial dengan lingkungan sekitar.

"Dengan gerakan JamMainKita, juga diharapkan, akan membangkitkan semangat anak NTB untuk tumbuh kembang dengan baik. Sehingga, anak NTB yang sehat dan cerdas bisa menjadi awal yang baik dalam rangka terwujudnya NTB Gemilang," katanya.
 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019