Berau (ANTARA) - Bupati Berau, Kalimantan Timur, menargetkan tahun ini tidak ada lagi desa/kampung di daerah yang dipimpin itu terdapat desa dengan status tertinggal berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), tapi semuanya sudah naik menjadi desa berkembang, maju dan mandiri.

"Tahun 2018 sudah tidak ada lagi status kampung sangat tertinggal di Berau, hanya kampung tertinggal yang ada sehingga tahun ini saya targetkan tidak ada kampung tertinggal di Berau," ujar Bupati Berau, Muharram di Tanjung Redeb, Rabu.

Hal itu dikatakan Muharram saat membuka Lingkar Belajar Masyarakat (LBM) di Berau. Dalam LBM yang digelar selama tiga hari pada 17-19 Juli ini diikuti ratusan peserta dari 99 kampung di Berau.

Dalam giat ini, peserta dari 99 kampung akan saling berbagi pengalaman, belajar, dan membangun jaringan demi tujuan yang sama, yakni untuk membangun kampung dalam percepatan pembangunan sehingga harapan bupati untuk menghilangkan status kampung tertinggal dapat terwujud.

Dalam kesempatan itu bupati juga mengungkapkan perasaannya, yakni ia banyak menemukan peserta dengan wajah ceria dan penuh optimisme yang menggambarkan kemajuan kampung akan terus berjalan, bahkan keceriaan ini juga menggambarkan bahwa kampung di Berau terus berkembang.

Ia meneruskan, dalam waktu tiga tahun saja di Berau sudah terjadi kenaikan signifikan terhadap status kampung-kampung. Pada 2016 sekitar 70 persen kampung di Berau masuk dalam kategori tertinggal dan sangat tertinggal, sehingga kondisi yang memprihatinkan itu menggerakkan pihaknya berbenah dalam tata kelola dan pemberdayaan masyarakat kampung.

Sejumlah upaya, lanjutnya, mulai dicetuskan Pemerintah Kabupaten Berau mulai dari menerapkan pendampingan kampung dengan Program SIGAP Sejahtera hingga menggulirkan program Pejuang SIGAP Sejahtera pada 2017.

Pejuang SIGAP ini lahir karena Pemkab Berau menyadari bahwa bergulirnya dana kampung yang besar tanpa peningkatan kapasitas aparat pemerintahan kampung dan warganya, tidak akan berhasil.

Program tersebut dijalankan atas kerja sama Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayasan Dharma Bakti PT Berau Coal, dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang berafilisiasi dengan The Nature Conservancy, yakni dengan merekrut 99 anak muda Berau sebagai Pejuang SIGAP dan 12 koordinator kecamatan.

"Mereka mendampingi kampung-kampung selama setahun dengan pendekatan akSi Inspiratif warGA untuk Perubahan (SIGAP) yang dikembangan oleh YKAN sejak 2001 lalu sampai sekarang," ucap Muharram. 

Baca juga: Berau prioritaskan anak dalam pembangunan SDM

Baca juga: Teknologi bantu memajukan pendidikan

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019