Kendari (ANTARA) - Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara (Sultra), mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan pertanian/perkebunan maupun pengembalaan hewan ternak, dengan cara dibakar.

"Kebiasaan masyarakat, saat memasuki musim kemarau, warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan dan lahan perkebunan, terbiasa membakar lahan, kami imbau untuk waspada terjadinya kebakaran," kata kepala Manggala Agni Daops Tinanggea Sultra, Yanuar Fanca Kusuma, di Kendari, Selasa.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Manggala Agni Daops Tinanggea Sultra, mengajak masyarakat dan seluruh elemen untuk bersama –sama mencegah kebakaran hutan dan lahan, melalui kampanye dari pintu-ke pintu.

Menurut Yanuar, meski beberapa bulan terakhir, kondisi hutan di wilayah Sulawesi Tenggara masih aman dari musibah kebakaran karena dukungan musim penghujan, namun saat ini masyarakat kembali diingatkan untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

"Titik rawan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sultra terdapat Kabupaten Bombana, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara dan wilayah Kabupaten Kolaka Timur. Biasanya Dalam sekali terjadi musibah, luas lahan yang terbakar, dapat mencapai ratusan hektar," ujar Yanuar.

Ia mengatakan, kebakaran hutan dan lahan, sering terjadi akibat faktor kelalaian maupun kesengajaan oknum masyarakat, yang membakar hutan untuk membuka lahan pertanian dan pengembalaan hewan ternak.

Sebagai contoh di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di Kabupaten Konawe Selatan-Bombana, kebakaran hutan yang sering ditemukan dampak dari puntung rokok yang diduga dibuang oleh pengendara saat melintas di kawasan padang ilalang itu.


 

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019