Jakarta (ANTARA) - Dian, seorang warga Kramat Jati, ingat benar saat saudara sepupunya divonis menderita kanker payudara. Bagi dia saat divonis begitu, pandangan terasa gelap, dunia terasa terbalik. Ia tidak menguasai makna kanker dalam istilah medis, namun satu hal sudah sangat jelas bagi dirinya, yakni perawatan kanker itu mahal.

Perjuangan tidak kenal lelah dilakoni ia dan keluarganya. Saudara sepupunya, Nurwati (42), sudah sempat dibawa ke rumah sakit lain. Tapi setelah menjalani perawatan selama dua tahun, kanker tersebut tidak henti menggerogoti tubuhnya.

Beruntung, perjuangan mereka kini sedikit menampakkan titik cerah. Setelah menjalani pengobatan reguler, kini sang penderita kanker dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang memiliki fasilitas radioterapi bagi para penderita kanker.

Sejak April silam, RSUD Pasar Minggu membuka layanan radioterapi untuk para penderita kanker. Layanan ini dapat diakses para pasien, baik para pasien mandiri maupun pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Kabar baik lainnya adalah bagi para pengguna BPJS, layanan ini gratis sepenuhnya, dan para pengguna BPJS sama sekali tidak dinomor duakan sebagaimana stigma yang kerap muncul di beberapa rumah sakit.

"Tidak ada perbedaan. Saya puas dengan layanan radioterapi di sini," kata Dian sambil melongok ruangan tempat saudaranya mendapat perawatan.

Baca juga: RSUD Pasar Minggu akan dilengkapi fasilitas radioterapi

Radioterapi merupakan terapi dengan menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Terapi ini adalah salah satu upaya untuk menyembuhkan penderita kanker, selain kemoterapi dan operasi.

Di RSUD Pasar Minggu, terdapat empat tahap layanan radioterapi yakni konsultasi dengan Spesialis Onkologi Radiasi, CT Simulator, Radiasi Eksterna, dan pengukuran paparan radiasi.

Alur kerja untuk mendapatkan perawatan radioterapi diawali dengan konsultasi dengan dokter spesialis, kemudian pasien akan mendapatkan terapi radiasi dengan memasuki ruang CT Simulator. Di ruangan ini, pasien akan disimulasikan untuk melakukan radiasi pertama yang bertujuan untuk menentukan volume sasaran radiasi dan melindungi organ/jaringan sehat lainnya.

Langkah selanjutnya adalah perencanaan terapi radiasi. Hasil pemindaian dari simulator akan dibuatkan rencana terapi radiasi untuk menetapkan target, volume, bentuk pengobatan, dan dosis radiasi.

Selanjutnya, pasien akan menjalani rasiasi eksternal. Pada proses ini pasien mendapatkan radiasi dari sumber yang berada di luar tubuhnya dengan target penyinaran tertentu.

Dibukanya unit radioterapi di Rumah Sakit ini sendiri merupakan perwujudan cita-cita pemerintah provinsi DKI Jakarta pada tiga tahun silam, yang ingin memperbanyak fasilitas radioterapi untuk memudahkan para penderita kanker mendapat perawatan.
 
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Pasar Minggu, dr John Marboen, memberikan pernyataan kepada pewarta di unit radioterapi RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Senin (15/7/2019). (ANTARA/A Rauf Adipati)


RSUD Pasar Minggu memperlakukan semua pasien yang datang dengan sama, tanpa memandang apakah sang pasien membayar sendiri pengobatannya atau menggunakan layanan BPJS, atau cara lain.

"Sejak pertama kali Rumah Sakit ini berdiri, layanan radioterapi merupakan satu unggulan, di samping pelayanan tumbuh kembang anak dan orang usia lanjut. Khusus radioterapi, kita menerima pasien dari yang mandiri atau BPJS. Perlakuannya sama," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis, dr John Marboen.

Menurut dia, saat ini RSUD Pasar Minggu baru melayani sekitar 30 orang pasien, sehingga layanan radioterapi hanya dibuka sampai pukul 12.00, namun seandainya jumlah pasien mereka bertambah, waktu pelayanan tersebut dapat ditambah menjadi sampai sore atau bahkan malam hari.

Marboen katakan, sejauh ini pengguna BPJS mendominasi jumlah pengguna layanan radioterapi, dengan 70 persen pasien pengguna BPJS dan 30 persen pasien mandiri.

Lebih jauh, dia menuturkan keutamaan adanya layanan radioterapi di RSUD Pasar Minggu adalah kini para pasien dapat ditangani lebih cepat ketimbang mengandalkan layanan serupa di tempat lain.

"Dari tujuh RSUD, baru di sini yang punya. Dengan demikian, kita mengurangi antrian di rumah sakit lain, dan juga mempercepat proses penanganan. Daripada ditangani tiga bulan lagi, kalau bisa ditangani minggu depan kan lebih cepat," ujar Marboen, memberi ilustrasi.

Layanan radioterapi memang tidak dimiliki semua rumah sakit di Jakarta, selain RSUD Pasar Minggu, RS Cipto Mangunkusumo, RS Kanker Dharmais, RS Siloam Simatupang, dan RS Gading Pluit adalah sejumlah rumah sakit lain yang memiliki layanan serupa.
Seorang radiografer memperlihatkan mesin-mesin pengatur penyinaran radioterapi yang berada di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Senin (15/7/2019). (ANTARA/A Rauf Adipati)


Layanan radioterapi di RSUD Pasar Minggu dapat diakses para pasien sejak Senin sampai Jumat, dari pukul 07.00 sampai pukul 12.00 WIB. Ada alasan khusus mengapa layanan ini tidak dapat digunakan pada akhir pekan, yakni untuk merawat alat, serta memberi kesempatan bagi pasien dan staf untuk memulihkan diri.

"Kami tidak melayani pasien pada Sabtu dan Minggu, karena selain untuk recovery pasien, dilakukan juga QA (Quality Assurance) oleh tim fisika. Sabtu juga merupakan dipakai istirahat untuk para pekerja karena sehari-hari kami terkena paparan radiasi," kata petugas radiografer, Egi Kamal.

Kamal memaparkan, perawatan alat menjadi salah satu hal penting. Oleh sebab itu ia dan rekan-rekannya rutin memeriksa kadar air, oli, dan gas yang terdapat di dalam mesin. Pengecekan ini dilakukan setiap hari sebelum mereka melayani para pasien yang datang.

Radiografer yang telah lama berkecimpung di dunia radiasi ini juga menuturkan bahwa selama layanan radioterapi di RSUD Pasar Minggu dibuka, sudah ada empat pasien yang memperlihatkan kemajuan pesat, sehingga tidak perlu lagi mendapatkan perawatan seperti ini.

"Sudah ada empat pasien yang tidak menggunakan radioterapi lagi, karena sudah selesai. Hasilnya positif. Salah satu satu pasien kasih lihat hasil scan setelah dua bulan radiasi, dicek semua hasilnya negatif," ujarnya.

Pewarta: A Rauf Adipati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019