Jakarta (ANTARA) -




Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai pidato visi Indonesia Presiden terpilih Joko Widodo memiliki "sense of direction" bagi masa depan bangsa Indonesia, dengan berupaya menjawab tantangan kemajuan teknologi dan kompetisi antar-bangsa.

"PDI Perjuangan memberikan apresiasi atas pidato Pak Jokowi. Visi Indonesia yang disampaikan Pak Jokowi itu menyentuh aspek yang mendasar, bahwa pembangunan manusia Indonesia menjadi kunci bagi seluruh gerak kemajuan," kata Hasto Kristiyanto melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin, menanggapi pidato Visi Indonesia dari Presiden terpilih Joko Widodo, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Minggu (14/7) malam.

Baca juga: Sampaikan Visi Indonesia Jokowi beberkan lima hal

Hasto mengatakan Joko Widodo dinilai jujur dan melihat secara jernih tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan, dengan menegaskan pentingnya pola pikir baru.

“Apa yang ditegaskan oleh Presiden bahwa tidak ada lagi pola pikir lama, tidak ada lagi kerja linier, tidak ada lagi kerja rutinitas, tidak ada lagi kerja monoton, tidak ada lagi kerja di zona nyaman, dan ketegasannya bahwa bangsa Indonesia harus berubah, adaptif, produktif, lebih kreatif, dan kompetitif, menunjukkan kuatnya pemahaman terhadap 'sense of direction' tersebut," katanya.

Baca juga: Jokowi: Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran perbedaan

Menurut Hasto, PDI Perjuangan juga menilai bahwa menjadi pemimpin itu harus kokoh dalam prinsip, terlebih ketika berkaitan dengan Pancasila dan kebhinnekaan Indonesia.

Pemimpin, kata dia, juga harus memegang teguh konstitusi dan menjalankannya dengan selurus-lurusnya. “Prinsip itulah yang ditegaskan Pak Jokowi. Syarat bagi Indonesia Satu adalah Pancasila yang dibumikan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Hasto mengatakan sikap tegas Presiden yang tidak memberikan ruang sedikitpun terhadap pihak-pihak yang mengganggu Pancasila bagaikan "national call" bagi seluruh lembaga negara, seluruh aparat penegak hukum, dan seluruh jajaran kementerian negara untuk menjalankan kebijakan yang ideologis tersebut.

"Dengan menjadikan Pancasila hidup dalam seluruh gerak kehidupan berbangsa, maka Indonesia yang satu, berdaulat, berkemajuan, adil dan makmur bisa kita wujudkan," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019