Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik meminta masyarakat jangan melihat terlalu jauh pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto di kereta Moda Raya Terpadu (MRT) karena itu upaya terbaik untuk bangsa.

"Saya kira jangan melihat yang terlampau jauh, itu semua untuk kepentingan bangsa," kata Taufik saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Amien Rais belum mau komentari pertemuan Prabowo-Jokowi

Baca juga: Amien: Kubu Prabowo lebih terhormat berada di luar pemerintahan

Baca juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo bisa jadi momentum satukan bangsa


Taufik yang juga Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra menilai pertemuan dua tokoh bangsa itu sebagai sesuatu yang bagus.

"Ketemu kan wajar-wajar saja. Tokoh-tokoh bangsa yang memikirkan bangsa saya kira wajar," katanya.

Taufik memberikan sinyal bahwa pertemuan kedua rival politik pada Pilpres 2019 belum tentu menjadikan Gerindra berada di dalam pemerintahan.

Menurut dia, pertemuan yang dilangsungkan di stasiun MRT sebagai simbol untuk kepentingan masyarakat.

"MRT kan angkutan massal biasa digunakan oleh masyarakat. Pemimpin itu memikirkan masyarakat supaya ke depan lebih baik," katanya.

Taufik menambahkan, pihaknya masih menunggu perkembangan. Dan masyarakat tidak perlu mengambil kesimpulan tergesa-gesa dari pertemuan tersebut.

"Pertemuan dua tokoh bangsa ini dimaksudkan untuk pembangunan masyarakat ke depan lebih baik," kata Taufik.

Sebagai Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra, Taufik saat ditanyai apakah sudah mengetahui rencana pertemuan antara dua tokoh tersebut dan apakah ikut hadir dalam pertemuan tersebut.

Ia menjawab tidak mengetahui apapun dan tidak ikut dalam pertemuan yang berlangsung Sabtu (13/7) kemarin.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Joko Widodo akhirnya bertemu dengan Prabowo Subianto di stasiun moda raya terpadu (MRT) Lebak Bulus. Keduanya lalu naik kereta MRT hingga stasiun Senayan kemudian berlanjut santap siang bersama di salah satu restoran di daerah Senayan, Jakarta.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019