Ya karena sebentar lagi sudah masuk sekolah dan bantuan yang masuk untuk barang itu memang sedikit
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah anak-anak korban kebakaran Kampung Bali Matraman, Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan, yang masih bersekolah sedang membutuhkan bantuan berupa seragam dan alat tulis.

Sekretaris Kelurahan Manggarai Satia mengatakan bahwa untuk bantuan berupa makanan, minuman, pakaian layak pakai, serta beberapa barang lainnya sudah tercukupi dan terus berdatangan hingga kini. Namun, untuk seragam sekolah beserta peralatannya masih sangat kurang.

"Ya karena sebentar lagi sudah masuk sekolah dan bantuan yang masuk untuk barang itu memang sedikit," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Pena Sukarti, warga RT 13 yang merupakan korban kebakaran mengatakan bahwa pada saat peristiwa terjadi ia hanya sempat membawa surat-surat penting sehingga ia tidak ada uang untuk membeli seragam sekolah untuk anaknya.

"Kemarin padahal saya baru membelikan anak seragam, tas, sepatu, tapi semua ludes. Ini saya mungutin seragam dan sepatu dari situ (bantuan). Tapi itu banyak yang belum dapat juga," ucapnya saat ditemui di posko pengungsian.

Senada dengan Pena, Momon yang merupakan warga RT 12 mengaku bahwa anaknya yang saat ini duduk dibangku kelas 6 di SDN 05 Manggarai belum mendapat seragam sekolah. Ia meminta agar bantuan berupa seragam dan alat tulis maupun keperluan sekolah lainnya bisa diperbanyak.

"Kita butuh karena kan semua sudah habis. Besok Senin juga sudah pada masuk sekolah, jadi semoga bisa semakin diperbanyak untuk bantuan itu," ujar Momon, berharap.

Sebelumnya, para korban kebakaran mendapatkan bantuan berupa uang, makanan, minuman, pakaian bekas layak pakai, seragam dan peralatan sekolah, mukena, selimut, karpet, susu, "pampers" atau popok bayi, peralatan kebersihan, dan sebagainya.

Bantuan itu datang dari berbagai pihak mulai dari BNPB, Kementerian Sosial RI, Dinas Sosial DKI Jakarta, Suku Dinsos Jakarta Selatan, Kecamatan Tebet, Kelurahan Manggarai, partai, yayasan, hingga masyarakat sekitar.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019