Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan cangkang kapsul rumput laut akan mengisi segmen pasar vegetarian untuk memberikan alternatif cangkang kapsul berbahan nabati bagi konsumen yang menghindari produk turunan hewani.

"Kapsul rumput laut merupakan produk nabati sehingga dapat mengisi segmen pasar vegetarian," kata Kepala BPPT bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi  Soni Solistia Wirawan dalam peluncuran cangkang kapsul rumput laut di PT Kapsulindo Nusantara, Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Inovasi cangkang kapsul dari rumput laut merupakan hasil kerja sama BPPT dengan PT Kapsulindo Nusantara.

Kapsul berbahan baku utama dari karagenan yaitu ekstrak rumput laut jenis Eucheuma cotonii yang tumbuh subur di perairan tropis Indonesia.

Menurut Sony, permintaan produk vegetarian dunia cenderung terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pola hidup sehat, yakni vegan.

Baca juga: BPPT luncurkan cangkang kapsul rumput laut untuk kurangi impor gelatin

Sedangkan khusus untuk produk kapsul vegetarian, sebuah lembaga riset pasar yakni Zion Market Research menyatakan nilai pasar kapsul vegetarian global tahun 2016 sebesar 278,16 juta dolar AS dan diprediksi meningkat menjadi 509,13 juta dolar AS pada tahun 2022 atau tumbuh sekitar 10,6 persen antara 2017 – 2022.

Untuk menghasilkan cangkang kapsul rumput laut, rumput laut dikeringkan lalu diproses dan diekstrak untuk menghasilkan karagenan, yang dipakai sebagai bahan baku buat cangkang kapsul.

Indonesia pada saat ini sudah memiliki pabrik produksi karagenan, meskipun belum banyak, namun bahan baku rumput laut ini masih bersifat umum yang bisa digunakan makanan dan farmasi dan belum spesifik untuk produksi karagenan khusus untuk cangkang kapsul rumput laut.

Hak paten cangkang kapsul rumput laut ini dimiliki bersama oleh BPPT dan PT Kapsulindo Nusantara.

Baca juga: Kemenko Maritim-Unair kembangkan industri cangkang kapsul rumput laut
Baca juga: BPPT sempurnakan teknologi produksi cangkang kapsul rumput laut

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019