Jumlah pengusaha muda ekonomi kreatif yang berusia di bawah 30 tahun masih relatif rendah, yaitu sebesar 10,68 persen dari total pengusaha ekonomi kreatif yang mencapai sekitar 8,2 juta orang.
Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menyiapkan pengusaha muda di bidang ekonomi kreatif untuk mengambil peluang dari bonus demografi atau besarnya penduduk usia produktif dalam suatu negara melalui program Creative Business Incubator.

"Melalui program ini, para pelaku industri kreatif pemula bidang kriya dan fesyen akan diberi pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnis (scaling-up)," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Dirjen IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Yogyakarta, Selasa.

Dalam rangka menyosialisasikan program Creative Business Incubator (CBI) yang bertujuan meningkatkan kapasitas bisnis pelaku industri pemula itu, Kemenperin mengadakan talkshow Creative Talk di Pendhapa Art Space Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dibuka Dirjen IKM pada Selasa (9/7).

Menurut dia, pelatihan dan pendampingan pengembangan bisnis itu merupakan tahapan krusial mengingat banyak pelaku usaha kreatif pemula yang sudah mampu menjalankan usaha namun mengalami kendala ketika akan meningkatkan kapasitas usahanya.

Sesuai data dari Kemenperin RI, jumlah pengusaha muda ekonomi kreatif yang berusia di bawah 30 tahun masih relatif rendah, yaitu sebesar 10,68 persen dari total pengusaha ekonomi kreatif yang mencapai sekitar 8,2 juta orang.

Baca juga: Legislator nilai RUU Ekonomi Kreatif perlu koordinasi Kemenkeu-OJK

"Di sisi lain, pada 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi dimana proporsi usia produktif antara 20 sampai 39 tahun diperkirakan mencapai 88.064.800 jiwa. Sehingga perlu dipersiapkan pengusaha-pengusaha muda agar bisa mengambil peluang itu," katanya.

Dalam melaksanakan CBI itu, Dirjen IKM Kemenperin melalui Bali Creative Industry Center berkolaborasi dengan Business Venturing and Development Institute (BVDI) Prasetya Mulya yang merupakan salah satu sekolah bisnis terbaik di negara Indonesia.

Gati menjelaskan, Yogyakarta atau DIY dipilih secara umum dalam pelaksanaan Creative Talk ini karena potensi ekonomi kreatif Yogyakarta yang cukup besar, selain itu juga mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dan pelaku industri kreatif.

Pelaksanaan Creative Talk di Yogyakarta ini juga bersamaan dengan pelaksanaan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) yang di dalamnya terdapat pasar seni yang diikuti 50 pelaku ekonomi kreatif yang sudah dikurasi Dinas Kebudayaan DIY.

"Diharapkan, peserta pasar seni tersebut akan mendaftar program Creative Business Incubator BCIC 2019. Hal ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, akademisi dan pelaku industri kreatif di Yogyakarta," katanya.
Baca juga: Bekraf: Pelaku usaha rintisan tidak perlu risaukan pajak digital

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019