Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum pendukung klub Persija Jakarta The Jakmania Ferry Indrasjarief menyampaikan permintaan maaf kepada kelompok pendukung Persib, Bobotoh yang tidak diperkenankan datang ke Jakarta untuk menyaksikan laga kedua tim, Rabu (10/7).

"Saya memohon maaf ke Bobotoh karena untuk sekian kalinya kita tidak bisa bertemu di stadion," ujar Ferry di Kantor Persija, Jakarta, Senin.

Menurut Ferry, sejatinya dia ingin The Jakmania bisa kembali seperti dahulu, kala para suporter kedua tim dapat sama-sama menyaksikan Persija versus Persib dalam suasana kekeluargaan.

Baca juga: Persija berlatih di Sutasoma untuk hadapi Persib

Akan tetapi, dengan alasan keamanan dan rivalitas yang seakan tak berhenti panas, hal itu tidak dapat dilakukan pada masa kini.

"Saya berharap, cita-cita untuk dapat bersatu kembali bisa terwujud," tutur Ferry.

Pertandingan Persija kontra Persib dikenal sebagai laga yang sarat gengsi dan sering kali berjalan panas baik di dalam maupun di luar lapangan sejak awal tahun 2000.

Pada pertemuan terakhir kedua tim di Liga 1 2018 yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, pada September 2018, satu orang yang diduga pendukung Persija meninggal dunia usai dikeroyok oleh oknum suporter tuan rumah.

Ferry Indrasjarief tentu tidak mau hal-hal negatif terjadi lagi. Oleh karena itu, dia mengimbau anggotanya untuk selalu menjaga ketertiban dan tidak melakukan razia (sweeping).

Kemudian, Ferry juga melarang nyanyian serta tarian bernada provokatif sepanjang pertandingan.

"Semua yang ingin membuat koreografi harus berkoordinasi dengan saya. Kalau masih dalam batas yang bisa ditoleransi, silakan. Saya memastikan semua yang ada di stadion adalah atribut Persija dan tak ada di luar sepak bola," tutur dia.

Pertandingan Liga 1 Indonesia 2019 Persija Jakarta versus Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai pukul 15.30 WIB. ***3***

Baca juga: Jakmania dilarang oleh bosnya merazia Bobotoh
Baca juga: Pertandingan Persija-Persib disepakati tanpa Bobotoh

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019