Palu (ANTARA) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd menegaskan proses jalannya pembangunan gedung rektorat perguruan tinggi itu harus berjalan sesuai dengan ketentuan perundangan atau aturan yang berlaku.

"Harus mengacu pada aturan yang ada, mengacu pada kontrak yang ditandatangan, serta memperhatikan mutu/kualitas pembangunan. Pembangunan harus berbasis tahan gempa," katanya di Palu, Jumat.

Pernyataan ini di sampaikan Prof Sagaf Pettalongi dalam rapat pra-konstruksi pembangunan gedung rektorat IAIN Palu, yang di hadiri oleh pihak kontraktor pelaksana PT Karya Putra Celebes, CV Usfa Wuldia bertindak sebagai pengawas pelaksanaan proyek, PPTK Proyek, Ichsan Firmansyah, Kabag Bagian Perencanaan Ahdar, berlangsung di Lantai III Gedung Pascasarjana IAIN Palu, Jumat.

IAIN Palu, akan memulai pembangunan gedung rektorat berlantai empat dilengkapi dengan area parkir kendaraan di lantai dasar, dengan anggaran senilai Rp20.199 miliar yang bersumber dari  dana APBN.

Pembangunan gedung rektorat IAIN Palu akan memakan waktu 187 hari, terhitung mulai Juni - 31 Desember 2019. Karena itu, Prof Sagaf menyebut, selain mengacu pada aturan dan kotrak kerja, pelaksana proyek dan pengawas perlu memperhatikan ketersediaan waktu pelaksaan pembangunan.

"Pelaksana proyek harus berkoordinasi dan komunikasi dengan pengawas, dengan PPTK dan IAIN Palu, agar pembangunan yang telah di rencanakan dapat terlaksana dengan baik," katanya.
 
Kepala Bagian Perencanaan, Ahdar, mendampingi Rektor IAIN Palu Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi dalam rapat pra-konstruksi pembangunan IAIN Palu, Jumat. Prof Sagaf menyampaikan arahan dalam rapat yang di ikuti oleh pihak kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan PPTK. (Antaranews/Muhammad Hajiji)


Prof Sagaf Pettalongi yang juga Wakil Ketua MUI Sulawesi Tengah itu menekankan kepada kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas bahwa  gedung rektorat yang dibangun, merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar dan sangat prinsip bagi IAIN Palu, mengingat gedung tersebut akan menjadi central pelayanan administrasi akademik, pelayanan kepada mahasiswa, civitas akademik dan masyarakat.

"Karena itu kebutuhannya sangat mendesak. Saat bencana tsunami, gedung rektorat IAIN Palu menjadi salah satu yang terdampak, seluruh sarana dan administrasi penting hilang di hantam tsunami," ujar dia.

Sementara itu pihak kontrak pelaksana PT Karya Putra Celebes yang di wakili oleh Dedi Setiawan berjanji akan melaksanakan pembangunan rektorat IAIN Palu sesuai aturan dan kontrak yang berlaku.

Dedi mengatakan pihaknya juga akan membuat rencana kerja dan progres dari setiap rencana kerja beserta item-itemnya.

"Pekerjaan akan dibuat struktur dan dikomunikasikan dengan konsultan pengawas dan pihak IAIN Palu," katanya.

Kemudian, kata dia, pihaknya juga akan mengepankan standar keselamatan dan kesehatan kerja.

Terkait hal itu Konsultan Pengawas CV Usfa Wuldia menekankan kepada pelaksana proyek agar mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja.

Pihak pengawas juga bisa merekomendasikan pemberhentian pekerjaan, bila kontraktor pelaksana melakukan pekerjaan tidak sesuai kontrak. Konsultan Pengawas juga menekankan kontraktor juga perlu menyediakan rambu-rambu. Mengingat aktivitas mahasiswa akan segera aktif kembali.

Baca juga: IAIN Palu segera miliki gedung rektorat baru pascatsunami
Baca juga: Dialokasikan Rp30 miliar untuk bangun rektorat IAIN pascatsunami
Baca juga: Bank Pembangun Asia minta konstruksi bangunan kampus IAIN Palu tahan gempa

 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019