Kondisi komodo yang ditemui masih dalam kondisi agresif dan berbahaya bagi masyarakat
Kupang (ANTARA) - Tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelamatkan seekor komodo  (Varanus komodoensis) yang memasuki Kampung Tanjung, Desa Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur.

"Proses penyelamatan komodo ini dilakukan langsung oleh tim gabungan antara lain KSDA Wilayah II, Seksi Konservasi Wilayah III bersama aparat Pemkab Manggarai Timur dan Yayasan Komodo Survival Program," kata Kepala BBKSDA NTT, Timbul Batubara kepada ANTARA di Kupang, Selasa.

Ia menjelaskan informasi awal keberadaan komodo di kampung tersebut disampaikan oleh masyarakat dan diterima oleh petugas Resor KSDA. Kemudian, tim KSDA dari bidang KSDA Wilayah II, SKW III segera bergegas menuju lokasi pada koordinat S 08°19,703’ – E 120°42,895’.

Berdasarkan keterangan dari warga setempat komodo masuk ke pemukiman warga kemudian dihalau dan masuk ke toilet milik seorang masyarakat. Atas inisiatif warga, demi menjaga keamanan satwa, akhirnya komodo diamankan dengan diikat menggunakan tali nilon.

Berdasarkan analisa perilaku, komodo yang memasuki pemukiman warga diakibatkan satwa reptil purba yang dilindungi tersebut dalam proses penjelajahan untuk mencari pasangan saat musim kawin yang sudah dimulai pada Juni-Agustus.

"Sehingga kondisi komodo yang ditemui masih dalam kondisi agresif dan berbahaya bagi masyarakat," ujar dia.

Ia menambahkan untuk menghindari keramaian warga, petugas BBKSDA membawa komodo itu ke tempat yang lebih aman di Pusat Informasi Komodo di Pota.

Selanjutnya petugas BBKSDA, didampingi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kab. Manggarai Timur melakukan pengambilan data biometrik melalui pengukuran dan penandaan.

"Komodo tersebut setelah ditelusuri ternyata masih dalam kondisi sehat dan memasuki fase dewasa," ujar dia.

Komodo yang yang sudah diselamatkan itu kemudian dilepasliarkan kembali ke pihak berwenang untuk memudahkan monitoring petugas.

Lokasi pelepasliaran itu sendiri dekat dengan sumber makanan seperti kera ekor panjang dan kerang-kerangan yang selalu menjadi makanan dari komodo itu.

Warga pun diimbau untuk tetap waspada karena di musim-musim seperti saat ini banyak komodo yang berkeliaran, demikian Timbul Batubara.

Baca juga: Konflik dengan manusia ancaman untuk komodo di Flores

Baca juga: Kasus perdagangan komodo libatkan sindikat internasional

Baca juga: Pemerintah akan pertahankan NTT sebagai satu-satunya habitat komodo

Baca juga: KLHK dorong peningkatan patroli dan pengawasan untuk melindungi komodo

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019