Cianjur (ANTARA) - Penanganan permanen longsor yang menimpa bagian timur Cagar Budaya Nasional Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat, terkendala musim kemarau karena penanaman pohon keras untuk mencegah terjadinya longsor belum dapat dilakukan.

Juru Pelihara Gunung Padang, Sujang Jaenudin pada wartawan di Cianjur, Minggu,  mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak dari daerah hingga pusat dan BPBD Cianjur, untuk penanganan longsor agar tidak kembali terjadi.

"Sementara masih sebatas penanganan darurat, dengan mamasang pasak bambu di bagian lereng tebing timur yang longsor agar tidak meluas dan kembali terjadi," katanya.

Untuk mengantisipasi longsor susulan perlu dilakukan penanaman pohon keras karena selama ini lereng yang mengalami longsor hanya terdapat rerumputan dan pohon kecil.

"Kalau dilakukan penanaman pohon keras pada musim kemarau pertumbuhannya tidak akan maksimal. Bahkan dikhawatirkan bibit tanaman akan mati karena kekurangan air," katanya.

 Ia mengatakan  kemungkinan penanaman  baru akan dilakukan pada musim hujan atau paling cepat akhir tahun. Hingga saat ini, longsoran belum memberikan dampak serius terhadap kelestarian situs.

"Pergeseran batu di kawasan utama situs terjadi akibat faktor alam, mulai dari hujan dan lainnya. Meskipun ada kekhawatiran dapat memberikan dampak ke area utama situs, terlebih pada musim tertentu," katanya.

Seperti diberitakan tebing bagian timur dan barat Cagar Budaya Gunung Padang mengalami longsoran sepanjang 30 meter dengan ketinggian sekitar 70 meter, meskipun bencana alam tersebut tidak mengancam keberadaan situs utama, namun juru peliharan dan pihak terkait berusaha melakukan antisipasi dengan memasang pasak bambu agar longsor tidak meluas.

Baca juga: BPBD bangun penahan longsor di Situs Gunung Padang
Baca juga: Jalan alternatif Gunung Padang longsor
Baca juga: Jalan alternatif Gunung Padang longsor

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019