Budaya membuat tapel ini memang sudah ada sejak lama
Denpasar (ANTARA) - Sejumlah pemahat dari sembilan kabupaten/kota di Bali beradu ketrampilan membuat "tapel" atau topeng klasik dalam ajang Pesta Kesenian Bali 2019 dengan terinspirasi dari tiga tokoh berpengaruh bidang agama dan budaya di daerah itu.

"Budaya membuat tapel ini memang sudah ada sejak lama. Sebenarnya seniman kita telah lama membuat tapel, ada yang berdasarkan sastra sehingga pembuatnya berimajinasi, tetapi ini ada juga yang berdasarkan potret seperti Raja Klungkung meniru potret leluhurnya Dewa Agung Jambe," kata I Ketut Kodi, salah satu juri dalam Lomba Membuat Tapel Klasik di Taman Budaya Provinsi Bali, di Denpasar, Sabtu (30/6).

Dalam perlombaan ini setiap peserta wajib mengumpulkan tiga buah topeng yang terinspirasi dari sosok almarhum Ida Pedanda Made Sidemen (sulinggih/pendeta Hindu yang juga pengarang sastra tradisional), almarhum Ida Bagus Mantra (mantan Gubernur Bali penggagas Pesta Kesenian Bali), dan almarhum I Gusti Bagus Sugriwa (cendekiawan Hindu Bali) yang merupakan tokoh budaya dan agama yang berpengaruh Bali.

Dalam proses penjurian, Kodi tak sendiri karena terdapat dua juri lainnya yakni Tjokorda Raka Tisnu dan Cokorda Alit Artawan yang telah mumpuni dalam seni memahat tapel klasik Bali.

Penilaian utama dalam perlombaan ini adalah bagaimana sang pemahat tapel dapat menirukan sosok dalam potret tanpa kehilangan esensi tapel klasik Bali.

"Di sini potret hanya sebagai inspirasi, karena kalau persis sekali seperti potret tidak akan bisa ditarikan," kata Kodi.

Misalnya saja penambahan kumis, dalam pakem tapel klasik Bali itu adalah hal penting agar tapel yang telah dibuat dapat ditarikan oleh sang penari topeng.

Dalam kategori pembuatan tapel Ida Pedanda Made Sidemen, juara satu diperoleh Kabupaten Gianyar nomor urut 03. Juara kedua, ketiga, dan harapan berturur-turut diperoleh Bangli nomor urut 1, Denpasar nomor urut 06, dan Denpasar nomor urut 05.

Sedangkan, untuk tokoh Ida Bagus Mantra, juara pertama hingga harapan berturut-turut diraih oleh Gianyar nomor urut 03, Bangli nomor urut 01, Denpasar nomor urut 06, dan Gianyar nomor urut 04.

Untuk tapel I Gusti Bagus Sugriwa juara pertama diraih oleh Bangli nomor urut 01, disusul secara berturut-turut oleh Gianyar nomor urut 04, Denpasar nomor urut 06, dan Gianyar nomor urut 03.

Sementara itu, pemenang pertama yang membuat tapel sosok Ida Pedanda Made Sidemen dan Ida Bagus Mantra yakni I Ketut Mudji Artha mengatakan memang telah akrab dengan seni memahat tapel sejak kecil.

"Lingkungan tiang (saya), tepatnya di Puaya, Gianyar memang terbiasa menekuni kesenian memahat tapel dan kulit," ujar Mudji yang merupakan peserta termuda dalam ajang ini.

Mudji pun mengajak generasi muda untuk bersama-sama melestarikan seni memahat tapel klasik Bali.

Baca juga: Trio maestro tarikan koleksi topeng Museum Bali
Baca juga: Rekonstruksi Arja Klasik Peliatan hadirkan kejayaan era 1940-an
Baca juga: Tunas Mekar asal Amerika meriahkan Pesta Kesenian Bali ke-41

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019