Selama Satgas, kebutuhan BBM dan elpiji terpenuhi dengan baik, di tol maupun non-tol semua terpenuhi dengan baik
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengevaluasi kegiatan pelayanan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan Elpiji bagi masyarakat di bulan Ramadhan dan Idul Fitri seiring berakhirnya masa Satuan Tugas (Satgas) Pertamina Siaga.

SVP Marketing Retail & Sales PT Pertamina (Persero) Jumali mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan, antara lain Satgas Pertamina Siaga, Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, pengelola jalan tol termasuk Jasa Marga dan Hiswana Migas (para pengusaha SPBU). Ada pun Satgas Pertamina Siaga berlangsung sejak 21 Mei hingga 19 Juni 2019.

"Selama Satgas, kebutuhan BBM dan elpiji terpenuhi dengan baik, di tol maupun non-tol semua terpenuhi dengan baik. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan Pertamina," kata Jumali dalam acara Apresiasi Satgas Pertamina Marketing Operation Region III di Jakarta, Selasa.

Jumali mengatakan meskipun kegiatan mudik sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat Indonesia saat Lebaran, Pertamina dan pemangku kepentingan lainnya menghadapi tantangan yang berbeda setiap tahunnya.

Tahun ini Pertamina harus bersiaga melayani kebutuhan BBM dengan dibukanya akses tol dari Merak sampai Probolinggo sepanjang 960 kilometer. Dalam waktu 2,5 bulan, melalui anak usahanya, Pertamina Retail, 10 SPBU baru berhasil dibangun untuk memenuhi kebutuhan BBM pemudik.

Dalam kesempatan yang sama, General Manager Pertamina Marketing Operation Region III Tengku Fernanda mengungkapkan satgas arus mudik Pertamina MOR III bertugas ekstra karena lingkup MOR III yang mencakup Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Wilayah ini menjadi gerbang awal perjalanan pemudik menuju Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Sumatera.

"Tantangan lain bagi kami juga karena di ruas tol Jakarta - Cikampek menjadi titik awal rekayasa lalu lintas one way serta contra flow, sehingga strategi distribusi kami juga harus menyesuaikan dengan rekayasa lalu lintas tersebut supaya distribusi BBM dan elpiji tetap lancar," kata Fernanda.

Secara keseluruhan, konsumsi bahan bakar jenis gasoline (Perta series, Pertalite, dan Premium) di MOR III selama masa Satgas Siaga mengalami peningkatan sebesar enam persen dari rata-rata harian dari sekitar 26.000 kiloliter menjadi 28.300 kiloliter. Sementara elpiji rata-rata naik dua persen menjadi sekitar 6.700 metrik ton dari sebelumnya.

Untuk kenaikan tertinggi, bahan bakar produk gasoline terjadi pada Pertamax sebesar 12 persen dari konsumsi normal, yakni menjadi hampir 5.000 kiloliter.

Layanan SPBU Modular yang baru pertama dihadirkan juga memberikan kontribusi bagi pemudik, dimana telah menyalurkan lebih dari 154 KL Pertamax.

Sementara untuk jenis gasoil (Dex series dan Biosolar) mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan konsumsi normal, seiring dengan aturan kendaraan niaga untuk sementara tidak beroperasi, kecuali angkutan bahan pangan.

“Ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah menyadari penggunaan BBM berkualitas untuk kendaraan yang mendukung performa sehingga kendaraan tetap prima selama perjalanan mudik yang jaraknya sangat jauh," ujar Fernanda.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019