Jadi yang berhenti hanya dari Basarnas saja, dan itu memang sesuai dengan protap yang ditetapkan. Tapi pencarian terbatas sampai sekarang masih berlangsung
Sumenep (ANTARA) - Pencarian terhadap korban Kapal Motor Arim Jaya  yang tenggelam di sekitar perairan Giliyang, Sumenep, Madura, Jawa Timur yang hingga kini belum ditemukan tetap dilanjutkan tim SAR gabungan, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep Abd Rahman Readi.

"Tapi pencarian gabungan yang dilakukan kali ini terbatas, yakni hanya oleh Satpolair, TNI dan BPBD Pemkab Sumenep," katanya kepada ANTARA saat dihubungi di Sumenep, Selasa sore.

Sedangkan pencarian oleh Basarnas, kata dia,  sudah dihentikan sejak Minggu (23/6), karena sebagian besar korban hilang telah ditemukan.

"Penghentian pencarian korban kapal yang tenggelam yang hilang oleh Basarnas itu sesuai protap (prosedur tetap)," katanya.

Kepala BPBD juga meminta agar warga yang menemukan adanya mayat mengapung di tengah laut, hendaknya segera melaporkan kepada BPBD Pemkab Sumenep.

Saat ini, para nelayan juga terus membantu mencari korban kapal tenggelam yang belum ditemukan itu, bersama Satpolair, BPBD dan TNI.

"Jadi yang berhenti hanya dari Basarnas saja, dan itu memang sesuai dengan protap yang ditetapkan. Tapi pencarian terbatas sampai sekarang masih berlangsung," katanya.

Ia menjelaskan jumlah total korban meninggal dunia semuanya 21 orang, sedangkan korban selamat sebanyak 38 orang, dengan satu korban hilang atau belum ditemukan.

Dengan demikian, maka total korban Kapal Motor Arim Jaya yang tenggelam pada 17 Juni 2019, sebanyak 60 orang, 38 orang diantaranya selamat.

Sementara, terkait korban meninggal dunia, Rahman menjelaskan, semuanya telah dipulang ke rumah duka masing-masing. Biaya pemungan ditanggung Pemkab Sumenep.

Data jumlah korban dalam musibah kapal tenggelam di sekitar perairan Giliyang, Sumenep ini sama dengan data yang dirilis Polres Sumenep yang juga menyebutkan bahwa total jumlah penumpang sebanyak 60 orang, terdiri dari 38 korban selamat, 21 orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan.

Sebelumnya, data jumlah korban kapal tenggelam itu, sempat simpang siur antara data BPBD Pemkab Sumenep dan Polres Sumenep. Hal ini terjadi, karena kapal itu memang tidak dilengkapi dengan data manifes penumpang kapal.

KM Arim Jaya diketahui berangkat dari Pulau Guwa Guwa, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, pada Senin (17/6) sekitar pukul 07.00 WIB pagi tujuan Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

Saat berada di sekitar perairan Pulau Giliyang, kapal terhantam ombak besar yang disertai angin kencang sebanyak dua kali hingga akhirnya karam.

Dari sebanyak 60 orang yang menjadi penumpang kala itu, awalnya dilaporkan sebanyak 39 orang selamat, 17 orang meninggal dunia dan 4 orang lainnya masih dinyatakan hilang, dan hingga Rabu (19/6), tinggal 3 orang.

Namun data terkini dari BPBD Pemkab Sumenep dan Polres Sumenep menyebutkan, bahwa total jumlah korban selamat sebanyak 38 orang, korban meninggal dunia hingga Kamis malam terdata sebanyak 21 orang, dan 1 orang lainnya belum ditemukan.

Baca juga: BPBD: Korban kapal tenggelam belum ditemukan tinggal satu orang


Baca juga: Kisah pilu dari penumpang kapal tenggelam di Sumenep

Baca juga: Basarnas identifikasi 19 korban tewas KLM Arim Jaya


 

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019