Semua penumpang ini menggunakan kapal-kapal Pelni dengan rute dari dan tujuan wilayah barat dan timur Indonesia
Kendari (ANTARA) - Pelabuhan Baubau menempati urutan ke-7 sebagai pelabuhan terpadat di Indonesia selama masa angkutan laut Lebaran 2019 dengan jumlah penumpang mencapai 160.000 jiwa dan kunjungan kapal sebanyak 690 kali yang dihitung sejak H-15 sampai H+15 atau sejak 21 Mei sampai 20 Juni 2019.

Kasubag Tata Usaha Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas 1 Baubau, Muh Qowi, Minggu, mengungkapkan Pelabuhan Baubau menempati urutan ke tujuh pelabuhan terpadat dari 51 pelabuhan besar di Indonesia yang menjadi pantauan Kementrian Perhubungan selama angkutan laut Lebaran 2019.

"Urutan ini berdasarkan hasil evaluasi Kementrian Perhubungan pada 51 pelabuhan yang dipantau untuk angkutan laut Lebaran 2019,” kata Muh Qowi.

Muh Qowi merinci adapun total 160.000 penumpang yang melalui Pelabuhan Baubau hingga H+15 yang terdiri dari penumpang naik sebanyak 82.834 jiwa dan penumpang turun sebanyak 77.166 jiwa.

"Semua penumpang ini menggunakan kapal-kapal Pelni dengan rute dari dan tujuan wilayah barat dan timur Indonesia. Kemudian kapal cepat dari dan tujuan Raha-Kendari, serta kapal-kapal rakyat yang melayani antarpulau,” katanya.

Ia juga menambahkan jumlah penumpang melalui Pelabuhan Baubau pada musim angkutan laut Lebaran  2019 meningkat sekitar 50 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2018 jumlah penumpang melalui Pelabuhan Baubau tercatat sekitar 109.000 jiwa.

"Sebelumnya kami prediksi itu meningkat 10 persen tetapi ternyata tahun ini realisasinya meningkat sekitar 50 persen,” ujar Muh Qowi.

Adapun 10 urutan teratas pelabuhan dengan status terpadat pada angkutan laut Lebaran 2019 yakni di antaranya urutan pertama Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Pelabuhan Tanjung Pinang, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Tanjung Beliuton, Pelabuhan Ternate, Pelabuhan Baubau dan Pelabuhan Makassar.

Baca juga: Angkutan laut kembali diminati pada Lebaran 2019

 

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019