Padang (ANTARA) - Pencurian aset terutama yang berkaitan dengan komponen rel kereta api akan sangat membahayakan bagi masyarakat sepanjang rel, karena gerbong bisa tiba-tiba anjok kalau rel terganggu.

"Kerugian atas pencurian komponen rel seperti pen roll, baut tripon, atau plat sambung itu memang tidak seberapa secara materil, tetapi bahaya yang diakibatkan bisa sangat mematikan," kata Manager Pengamanan PT KAI Divre II Sumbar, Jefry Indrajaya di Padang, Sabtu.

Ia menyebut selama 2019 tercatat tujuh kasus pencurian aset kereta api yang tercatat. Aset yang dicuri itu sebagian besar adalah komponen rel kereta api yang terbuat dari besi, yang kemudian dijual pada pengepul.

Sebagai langkah antisipasi PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divre II Padang telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mendata dan mensosialisasikan agar jangan ada pengumpul yang mau menjadi penadah aset PT. KAI. "Jika kedapatan, kita akan lapor ke pihak kepolisian untuk segera diproses," kata Jefry.

Menurutnya pencurian itu sering terjadi antara stasiun Pauh-Indarung hingga Teluk Bayur. Berdasarkan kasus yang pernah terungkap, pencuri rata-rata adalah anak dan remaja sehingga proses hukum sulit dilakukan.

Efek jera hanya bisa dilakukan dengan meminta ganti kerugian dan menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengulangi lagi.

Hal itu sebenarnya ironis karena secara materil kerugian PT. KAI karena kasus pencurian hanya sekitar Rp32 juta selama 2019 ini. Namun potensi bahayanya sangat besar.

Pada 2017, kereta api pengangkut semen pernah anjlok sekitar Stasiun Pauh. Diduga karena ada kerusakan pada rel akibat pencurian. Kerugian yang diderita menjadi sangat besar.

"Bagaimana kalau nanti akibat pencurian itu kereta anjlok di sekitar pemukiman warga? Bisa jadi malapetaka," kata dia.

Mengantisipasi hal tersebut, Jefry mengimbau masyarakat sekitar rel kereta api untuk ikut menjaga aset PT KAI untuk keselamatan bersama.*


Baca juga: KAI bagikan kopi gratis kepada penumpang kereta Api di Padang

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019