Kita tanggal 15 Juli ketemu lagi untuk mendengarkan laporan dari mereka, baru nanti kita buat programnya apa, 'time table'-nya bagaimana, siapa yang jadi 'pilot project'-nya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan minta dilakukannya studi komprehensif untuk mengatasi abrasi parah yang terjadi di sejumlah pulau di Provinsi Riau.

"Tadi saya rapat mengenai abrasi di pulau-pulau di Riau. Itu sudah sampai 1 km lebih dari tahun 1988 sampai sekarang mundur terus (besaran abrasinya)," katanya setelah menggelar rapat koordinasi mengenai percepatan pemulihan kawasan pesisir dan laut di pulau-pulau perbatasan dengan Malaysia di Provinsi Riau yang digelar di Jakarta, Jumat

Dalam rapat koordinasi tersebut, diputuskan pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama sejumlah universitas seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Universitas Gajah Mada (UGM) akan menggelar studi mendalam mengenai abrasi di pulau-pulau tersebut.

Semua pemangku kepentingan terkait, lanjut Luhut, akan kembali menggelar rapat pada 15 Juli mendatang untuk mendengarkan hasil laporan studi yang dibuat.

"Kita tanggal 15 Juli ketemu lagi untuk mendengarkan laporan dari mereka, baru nanti kita buat programnya apa, 'time table'-nya bagaimana, siapa yang jadi 'pilot project'-nya," katanya.

Sejumlah pulau di Riau mengalami abrasi parah yakni di Pulau Bengkalis, Pulau Batu Mandi (Rokan Hilir), Pulau Rupat, Bengkalis dan Pulau Rangsang.

Abrasi di keempat pulau terluar itu telah mengakibatkan hilangnya sebagian daratan sehingga mengancam perubahan batas negara. Keempat pulau berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura.

Baca juga: Abrasi sungai dan pantai membuat Riau tertinggal

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019