Manokwari (ANTARA) - Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan melepas tim Papua Barat Sehat yang akan menjalankan tugas pelayanan kesehatan ke sejumlah wilayah pedalaman.

"Peningkatan layanan kesehatan menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah. Wilayah pedalaman, terpencil masyarakat juga berhak atas layanan yang baik," kata Gubernur di Manokwari, Senin.

Ia berharap, tim yang telah direkrut dapat menjalankan tugas secara maksimal. Mereka juga diimbau untuk memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat.

Menurutnya, menjalankan tugas di wilayah pedalaman dan terpencil bukan hal mudah karena infrastruktur masih terbatas. Namun, ia yakin tim Papua Barat sehat bisa menjalankan tugas secara baik. "Sebelum diberangkatkan mereka mendapat cukup pembekalan, termasuk yang bersifat semi militer," kata dia lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorongan pada kesempatan yang sama mengatakan tim Papua Barat Sehat yang direkrut sebanyak 56 orang. Mereka terdiri dari tenaga kesehatan masyarakat, perawat, bidan, analis kesehatan dan spesifikasi lainya. "Kami rekrut dari tenaga-tenaga kesehatan yang berada Papua Barat dan kita utamakan anak-anak asli Papua," kata dia lagi.

Otto menyebutkan, mereka akan disebar di beberapa daerah pedalaman di Kabupaten Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan, Kaimana dan Tambrauw.

Di Pegunungan Arfak, lanjut Parorongan, tim Papua Barat Sehat akan ditempatkan di Puskesmas Testega, Didohu, Catubow dan Membey. Di Tambrauw mereka akan ditempatkan di Puskesmas Amberbaken dan Nimbul.

"Untuk Manokwari Selatan tim akan ditempatkan di Neney. Distrik pedalaman yang berbatasan dengan Teluk Bintuni. Sementara di Kaimana kami tempatkan mereka di Distrik Yamor yang berbatasan dengan Kabupaten Nabire, Papua, serta satu distrik yang juga cukup jauh di Kaimana yakni Kiruru," kata Otto.

Kadis menjelaskan program ini dilaksanakan melalui anggaran daerah untuk mendukung program Nusantara Sehat yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan melalui dana APBN.

Tim yang direkrut pada program ini akan bekerja sesuai kontrak. Untuk kontrak awal Dinkes Papua Barat mengalokasikan waktu selama enam bulan. "Selanjutkan nanti akan kami evaluasi. Yang masih bisa lanjut akan menjalani masa kontrak berikut. Yang tidak bisa bertahan, kami akan merekrut yang baru sebagai pengganti," ujarnya.*


Baca juga: MUI ajak muslim Papua Barat jaga kerukunan

Baca juga: Keberlanjutan dana otsus segera dibahas bersama Papua Barat-Papua

Pewarta: Toyiban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019